Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN menurunkan daya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan harapan polusi Jakarta bisa segera membaik. Jika produksi listrik diturunkan, otomatis pembakaran batubara di pembangkit tersebut juga ikut berkurang.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu belum bisa memberikan keterangan lebih rinci perihal keputusan PLN menurunkan daya listrik PLTU Suralaya saat ini.
Jisman hanya menyatakan upaya menurunkan polusi di sektor kelistrikan khususnya dari pembangkit batubara (PLTU) diserahkan kepada PT PLN sebagai pemilik pembangkit yang lebih mengetahui sisi operasionalnya.
“Mereka (PLN) akan melihat mana (pembangkit) terbaik untuk dioperasikan. Jadi memang kalau sistem kelistrikan Jawa-Bali ini kan cukup ya, jadi manuver bisa dilakukan, mana yang (diturunkan daya) dahulu sekarang,” jelasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (31/8).
Baca Juga: Turunkan Daya PLTU Suralaya, PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal Selama KTT ASEAN 2023
Menurut Jisman, penurunan daya PLTU untuk mengatasi polusi Jakarta tentu melalui hitung-hitungan internal yang dilakukan PLN.
“Ada balance yang dihitung jadi sesuai dan terbaik untuk kebutuhannya. Sekarang lagi berat emisinya, jadi ada pikiran lain, supaya (pengeluaran emisi) jangan terlalu berat,” ujarnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini ada satu pembangkit yang sudah diturunkan daya listriknya yakni PLTU Suralaya agar tingkat polusi di Jakarta bisa segera membaik.
Namun, dia tidak memberikan perincian berapa daya listrik yang diturunkan dan sampai kapan upaya ini dilakukan.
“Khusus untuk Jakarta PLN meningkatkan pengoperasian pembangkit bertenaga gas. Ini dilakukan di sejumlah lokasi yakni di PLTGU Muara Karang, PLTGU Muara Tawar, dan PLTGU Priok. Selain itu juga meningkatkan penggunaan EBT,” ujar Darmawan seusai Apel Siaga Kelistrikan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta, Kamis (31/8).
Tidak memerinci apa saja pembangkit energi terbarukan yang dimaksud, Darmawan berharap melalui upaya ini PLN bisa memproduksi listrik yang jauh lebih bersih sehingga dampak polusi bisa diminalisir.
Upaya menurunkan daya listrik PLTU Suralaya dan meningkatkan PLTG serta EBT dilakukan PLN bertepatan pada acara KTT ASEAN 2023 di Jakarta yang akan dilaksanakan pada 5-7 September 2023.
Secara sistem perencanaan, PLN meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dengan pasokan berlapis, menambahkan spinning reserve (SR) sehingga sistem kelistrikan menghadapi KTT ASEAN menjadi jauh lebih andal.
“Pembangkit semuanya sudah di atas 15 hari operasi, ketersediaan batubara untuk pembangkit sudah siap dalam kondisi prima,” tegasnya.
Dengan adanya tambahan kapasitas PLTG ini, Darmawan menyatakan, posisi reserve margin (cadangan daya pembangkit terhadap beban puncak) di atas 36% sehingga lebih dari cukup.
Baca Juga: Atasi Polusi Udara, Menkes Usul ke Jokowi Tiru China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News