kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dekarindo: Penurunan harga karet akibat ketidakpastian usaha


Selasa, 11 September 2018 / 16:24 WIB
Dekarindo: Penurunan harga karet akibat ketidakpastian usaha
ILUSTRASI. Petani menyadap getah karet


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga karet terus menunjukkan penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, berdasarkan data Bloomberg Selasa (11/9) pukul 15:52 WIB, harga karet berada di 165,5 yen per kilogram (kg).

Ketua Umum Dekarindo Azis Pane mengatakan, adanya perang dagang yang tengah terjadi saat ini menyebabkan ketidakpastian pasar. Ketidakpastian pasar ini menjadi alasan penurunan harga karet lantaran tidak ada jaminan pasar.

"Ketidakpatian ini menyebabkan stok karet semakin banyak dan permintaan semakin sedikit. Pasar pun takut untuk membeli barang dalam jumlah yang banyak," tutur Azis kepada Kontan.co.id, Senin (10/9).

Menurut Azis, akibat penurunan harga karet ini, yang paling dirugikan adalah negara-negara produsen karet seperti Indonesia. Karena itu, menurut Azis, Indonesia harus meningkatkan produksi barang-barang yang berbahan baku karet di dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia tak akan bergantung pada pasar ekspor.

Langkah pemerintah untuk mengurangi impor produk berbahan karet dianggap tepat oleh Azis, Menurutnya, Indonesia bisa memproduksi barang-barang tersebut di dalam negeri. Namun, dia meminta supaya pemerintah terus mendukung industri hilir karet ini.

"Tolong pemerintah juga saling mendukung industri. Industri inilah yang banyak menggunakan tenaga kerja ini mendorong pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Azis memperkirakan, tahun ini produksi karet Indonesia akan sama seperti tahun lalu atau berkisar 3,6 - 3,8 juta ton. Dia pun memperkirakan, harga karet hingga akhir tahun akan terus tidak stabil atau terus mengalami naik turun.

"Menurut Bloomberg sekarang itu masih di bawah US$ 1,5 per kg. Padahal kalau mau sehat, harga itu harus minimum US$ 1,9 atau US$ 2 per kg," tandas Azis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×