Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO) menyatakan bahwa serapan capex yang terealisasi banyak digunakan untuk akuisisi dan pembangunan beberapa gerai baru.
Direktur DEPO Erwan Irawan Noer menjelaskan penyerapan capex hingga kini masih sekitar 42% dari total capex yang dialokasikan sebesar Rp260 miliar.
"Penggunaan capex digunakan untuk megakuisisi lokasi di Pekanbaru, lalu untuk merenovasi toko di Rungkut, Depok dan Jakarta Selatan," jelasnya, Kamis (18/7).
Asal tahu saja, Depo Bangunan Depok jadi gerai ke-15, yang diestimasikan buka pada kuartal IV-2024.
Baca Juga: Usai BLES, Hermanto Tanoko Bakal Bawa Dua Perusahaan IPO di Tahun Ini
Lebih lanjut, DEPO menjelaskan, pada tahun 2024 anggaran untuk konstruksi akan lebih besar yakni 56% dari total capex. Sedangkan porsi akuisisi tanah dan bangunan sebanyak 28% dan support operasional 15%.
"Sumber pendanaan DEPO berasal dari fasilitas pinjaman yang didapat dari Bank Nasional Indonesia (BNI) pada November lalu, yang nilainya mencapai Rp 350 miliar,"urainya.
Tahun ini DEPO melaksanakan pembangunan gerai baru yang berlokasi di Palembang dan Jakarta Selatan. DEPO memiliki cadangan lahan di dua daerah lainnya, yakni Samarinda dan Pekanbaru. Cadangan lahan di dua daerah tersebut dipersiapkan untuk membangun gerai baru, yang diestimasikan bisa beroperasi tahun 2025 dan 2026.
Lebih lanjut, DEPO juga menyampaikan bahwa pembukaan gerai baru akan mendorong performa keuangan. Dengan tambahan gerai baru, Erwan memproyeksikan DEPO bisa meraup omzet hingga Rp 3,1 triliun. Proyeksi tersebut, naik bila dibandingkan dengan proyeksi pendapatan tahunan DEPO di sekitar Rp 2,7 triliun.
Dari sisi bottom line, Erwan memproyeksikan DEPO bisa meraih laba bersih sekitar Rp 115 miliar pada 2024. Jumlah itu setara dengan 3,5% - 3,6% dari target revenue yang bisa dicapai DEPO sepanjang tahun.
"Kami berusaha untuk lebih baik dari periode tahun lalu. Kalau tidak bisa dicapai dari sisi penjualan, kita coba capai dari sisi laba usaha. Dengan faktor pendorong kenaikan margin kotor dengan memperkuat porsi housebrand kami dan perbaikan efisiensi operasional," tutupnya.
Baca Juga: DEPO dan WIFI Akan Menebar Dividen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News