Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah melakukan investigasi berbulan-bulan, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) akhirnya mengumumkan penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet100 yang jatuh di Gunung Salak Bogor pada 9 Mei lalu.
Hasil penyelidikan KNKT, pesawat diketahui menabrak tebing perbukitan di kawasan Gunung Salak pada pukul 14:32:26 WIB. “Ini berdasarkan waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR) pesawat menabrak tebing gunung," kata Tatang Kurniadi, selaku Ketua KNKT saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (18/12).
Lebih detail, berikut kronologis jatuhnya Sukhoi Superjet100 tersebut:
Pada pukul 14.20 WIB, 9 Mei 2012
Pesawat tinggal landas dari landasan kemudian berbelok ke kanan hingga mengikuti ke radial 200 HLM VOR dan naik ke ketinggian 10.000 kaki.
Pukul 14.24 WIB
Pilot melakukan komunikasi dengan menara pengawas di Bandara Halim dan memberikan informasi bahwa pesawat telah berada pada radial 200 HLM dan telah mencapai ketinggian 10.000 kaki di atas permukaan laut (dpl).
Pukul 14.26 WIB
Pilot minta izin untuk turun ke ketinggian 6.000 kaki dpl serta untuk membuat orbit lintasan melingkar ke kanan dan izin tersebut diberikan oleh petugas menara bandara Halim.
"Tujuan pilot turun ke ketinggian 6.000 kaki dan membuat orbit agar pesawat tidak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Halim," kata Tatang.
Pukul 14:31:48 WIB (38 detik sebelum tabrakan)
Terrain Awareness Warning System (TAWS) memberikan peringatan berupa suara "TERRAIN AHEAD, PULL UP" dan diikuti oleh enam kali "AVOID TERRAIN". Saat itu pilot mematikan TAWS tersebut karena berasumsi peringatan-peringatan diakibatkan oleh database yang bermasalah.
Pukul 14:32:19 WIB (7 detik sebelum tabrakan)
Terdengar peringatan berupa suara "LANDING GEAR NOT DOWN" yang berasal dari sistem peringatan pesawat. Menurut Tatang peringatan "LANDING GEAR NOT DOWN" aktif apabila pesawat berada pada ketinggian kurang dari 800 kaki dari permukaan tanah dan roda pendaratan belum diturunkan.
Pukul 14:32:26 WIB
Pesawat menabrak tebing Gunung Salak dengan ketinggian 6.000 dpl.
Pukul 14:50 WIB
Petugas menara pengawas Bandara Halim menyadari bahwa target pesawat Sukhoi sudah hilang di layar radar dan tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titik target pesawat dari layar radar.
Perlu diketahui, pesawat naas itu membawa 45 orang penumpang, termasuk 2 pilot,1 navigator, 1 flight test engineer dan 41 orang penumpang. Para penumpang terdiri dari 4 orang personel dari Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC), 1 orang personel dari pabrik mesin pesawat Sukhoi dan 36 orang tamu undangan yang terdiri dari 34 orang warga negara Indonesia, 1 warga negara Amerika dan 1 warga negara Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News