kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.541   -2,00   -0,01%
  • IDX 6.846   18,14   0,27%
  • KOMPAS100 989   0,95   0,10%
  • LQ45 766   2,38   0,31%
  • ISSI 219   0,33   0,15%
  • IDX30 397   1,75   0,44%
  • IDXHIDIV20 467   0,54   0,11%
  • IDX80 112   0,35   0,31%
  • IDXV30 115   0,39   0,34%
  • IDXQ30 129   0,29   0,22%

Devaluasi Yuan bikin ekspor tekstil RI mengkerut


Jumat, 14 Agustus 2015 / 20:26 WIB
Devaluasi Yuan bikin ekspor tekstil RI mengkerut


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kebijakan devaluasi Yuan oleh pemerintah China memberi dampak negatif bagi bisnis tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia.

Ade Sudrajat Usman, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan kebijakan devaluasi Yuan  membuat harga jual produk TPT China menjadi lebih murah. Dan menurunkan ekspor TPT Indonesia. “Orang tentu akan lebih memilih untuk impor tekstil dari China," keluh Ade, Jumat (14/8).

Ia mengaku belum mengetahui seberapa besar dampak penurunan ekspor yang bakal terjadi. Namun yang pasti China bakal kebanjiran order ekspor TPT dari negara lain.

Ade mengatakan pada 2014, impor TPT China sekitar separuh dari total impor TPT Indonesia. Tahun lalu impor TPT Indonesia sekitar US$ 8 miliar, adapun impor TPT China sekitar US$ 4 miliar.

Tidak hanya menggerus pasar TPT dalam negeri, kebijakan tersebut juga mengurangi ekspor TPT ke China. "Seharusnya ekspor kita ke China bertambah, namun karena devaluasi, hal itu tidak terjadi," ujar Ade.

Ade mengatakan, total ekspor TPT Indonesia pada 2014 adalah US$ 12 miliar. Adapun ekspor TPT Indonesia ke China adalah sekitar US$ 1 miliar, atau 8,3% dari total ekspor.

Ekspor TPT Indonesia dilakukan ke 48 negara di dunia. Porsinya secara value, sebesar 36% ke Amerika Serikat, 16% ke Eropa, 7% ke Jepang, 7% ke Asia Tenggara, 23% ke Timur Tengah, sisanya ke negara-negara lain.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Ade meminta pemerintah segera membuka perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) Indonesia dengan Eropa, dan Indonesia dengan Amerika Serikat.

"Eropa dan Amerika adalah pasar TPT yang besar bagi Indonesia, apalagi bisa terbuka perdagangan bebas antara negara. Jadi saat ekspor ke China menurun, kita bisa manfaatkan Eropa dan Amerika." ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×