kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Dharma Polimetal (DRMA) Optimitis Bukukan Kinerja Positif di 2024


Jumat, 10 Mei 2024 / 14:42 WIB
Dharma Polimetal (DRMA) Optimitis Bukukan Kinerja Positif di 2024
ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Irianto Santoso (tengah) bersama dewan Komisaris hadir pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/4/2024). Salah satu keputusan RUPST produsen komponen otomotif ini yaitu akan membayar dividen sebesar Rp 171,29 miliar dari laba bersih tahun buku 2023. Pemegang saham DRMA akan mendapatkan dividen sebesar Rp 36,4 per lembar saham. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/04/2024


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

Adapun pertumbuhannya akan didorong oleh kompetensi Perseroan dalam mendapatkan new model, new market share, new customer, serta optimalisasi dari performa kami dalam hal QCD (quality, cost & delivery).

Untuk tahun 2024, belanja modal alias capex Perusahaan dialokasikan sebesar Rp 300 miliar, yang akan difokuskan pada persiapan model-model baru yang akan diproduksi pada tahun 2024 dan 2025.

" Jumlah tersebut juga sudah termasuk dalam anggaran untuk kedua pabrik baru kami. Salah satunya telah rampung di Kuartal 1 kemarin, sementara yang satu lagi diharapkan akan rampung di Kuartal 2 ini," lanjutnya. 

Irianto menjabarkan, sejak akhir tahun 2023 hingga kuartal I 2024, pihaknya melihat situasi makroekonomi yang sangat fluktuatif dan berdampak kepada semua pelaku bisnis, termasuk industri leasing dan bank yang saat ini lebih berhati-hati dalam memilih pelanggan. 

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Diuntungkan Outlook Positif Penjualan Otomotif

Beberapa alasan di balik kehati-hatian ini melibatkan penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah, ketegangan geopolitik, dan potensi inflasi yang tinggi, terutama dari sektor pangan dan komoditas.

Kenaikan harga ini berpotensi mempengaruhi daya beli, biaya logistik, dan transportasi, yang berpotensi menurunkan daya beli di masyarakat, serta munculnya risiko orang kesulitan untuk membayar bunga pinjaman. Selain itu, DRMA juga melihat di awal tahun 2024 terdapat pemilu yang membuat masyarakat dan Perusahaan cenderung mengambil sikap wait and see.

Meskipun begitu, pasar otomotif di Indonesia masih menunjukkan prospek yang positif. Jika kita melihat data kepadatan mobil per 1000 penduduk, Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Pemerintah juga tengah aktif berinvestasi dalam infrastruktur, terutama di jalan tol, serta pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan populasi mobil. 

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Ancam Kinerja Sektor Otomotif

"Selain itu, dengan adanya beberapa insentif dari pemerintah untuk merek-merek otomotif yang berkomitmen untuk lokalisasi pabrik mobil di Indonesia, pasar otomotif kita di masa depan akan semakin ramai. Dengan lokalisasi, permintaan akan komponen juga akan semakin meningkat, memberikan dampak positif bagi industri komponen," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×