Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia masih harus bersabar untuk memperoleh pertumbuhan bisnis di tahun ini. Apalagi pelemahan daya beli selama pandemi ini turut menekan bisnis para pelaku usaha baik di segmen hulu maupun hilir.
Vice President, Corporate Relations and Sustainability, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Edi Rivai mengatakan apapun kondisi bisnis yang terjadi di hilir ikut mempengaruhi perolehan bisnis di sektor hulu. Sebagai produsen bahan baku plastik dan kemasan, TPIA juga terkena dampak dari pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini.
Mengenai perolehan kinerja kuartal tiga, Edi belum bisa membeberkan lebih lanjut, yang jelas perseroan masih mengupayakan yang terbaik. "Mengingat di kuartal pertama dan kedua pasar berkontraksi, tapi kami berharap kuartal empat ini bisa membaik," sebutnya saat acara sebuah webinar, Jumat (23/10).
Baca Juga: Harga ayam broiler dan DOC tertekan, ini target penjualan Charoen Pokphand (CPIN)
Persoalan utama, senada dengan Inaplas, ada di problem melemahnya daya beli masyarakat saat ini sehingga berdampak bagi penyerapan bahan baku yang diproduksi industri hulu. Selain itu adanya larangan plastik di beberapa daerah berpotensi menghambat industri ini.
Untuk mengatasi pelemahan penjualan di tingkat domestik, Edi mengaku perusahaan juga berusaha mencari celah dengan mendorong penjualan ke pasar ekspor lewat produk non komoditas namun bernilai tambah. Manajemen tak menguraikan lebih lanjut besaran yang ingin diraih dari ekspor, namun selama pasar domestik masih lemah tentu beragam sasaran pasar lainnya akan dijajal.
Mengulik laporan keuangan perseroan di semester pertama tahun ini penjualan ekspor sebenarnya tercatat turun 9,2% secara tahunan menjadi US$ 254,92 juta, namun penurunan tersebut tak sebesar penjualan domestik yang anjlok hingga 24% secara tahunan menjadi US$ 583,99 juta.
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) gencar menjajal pasar baru
Secara industri, perseroan melihat permintaan untuk poliolefin saja di tingkat domestik turun sekitar 20%-30% di semester satu tahun ini yang menjadikan kondisi pasokan dalam negeri berlebih. Meski mencari peluang di pasar ekspor, TPIA tetap tak melupakan pasar domestik begitu saja apalagi perusahaan berkomitmen mengurangi beban dari impor petrokimia secara berangsur-angsur.
"Dengan lockdown-nya banyak negara, tentu ada kecenderungan nanti industri petrokimia disana akan mengutamakan permintaan dalam negerinya, maka kemandirian akan petrokimia secara nasional sangat penting," ungkap Edi. Di tahun 2021 pun perseroan masih melihat harapan bahwa permintaan produk petrokimia dapat meningkat kembali.
Di sisi lain PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) juga ingin kinerjanya tetap melaju tahun ini. Untuk itu, produsen Polietilena (PE) ini berencana menambah pelanggan baru di tahun ini dengan harapan untuk menjaga kinerja penjualan di tengah kondisi yang serba menantang akibat pagebluk Covid-19.
Baca Juga: Simak realisasi produksi dan penjualan nikel Antam (ANTM) pada kuartal III-2020
Commercial Director entitas anak perusahaan FPNI, PT Lotte Chemical Titan Nusantara, D. F. Robin W. Handoko dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya mengatakan, beberapa sektor industri masih cukup menarik untuk terus digarap. Contoh peluang pasar lainnya juga dijumpai pada industri kemasan non fleksibel jirigen.
Pasalnya, kebutuhan sembako seperti halnya minyak goreng masih terbilang tinggi, sehingga kebutuhan PE untuk keperluan pembuatan kemasan jirigen masih terbilang stabil. “Pada dasarnya market Indonesia itu masih banyak yang belum kita sentuh. secara angka, angka target pelanggan baru yang kami tetapkan itu bisa dikejar,” kata Robin.
Selanjutnya: Tingkatkan layanan gas bumi, PGN (PGAS) kembangkan berbagai aplikasi digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News