Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah resmi meluncurkan perakitan lokal atau completely knock down (CKD) pada 14 Januari lalu di pabrik Pondokungu, Bekasi, Hyundai secara resmi merilis varian H1 ke pasar, akhir pekan kemarin.
Dengan perakitan di dalam negeri, harga multi purpose vehicle (MPV) segmen premium itu ikut turun. Jika tadinya mobil berkapasitas mesin 2.400-2.500 cc ini dipasarkan dengan harga Rp 378 juta dan Rp 394,5 juta, kini harganya turun menjadi Rp 350 juta dan Rp 370 juta. "Sebab, kami tak lagi mengeluarkan biaya impor," ujar Jongkie D. Sugiarto, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) akhir pekan lalu.
Jongkie menjelaskan, saat mendatangkan H1 dalam bentuk impor jadi (CBU), pihaknya harus mengeluarkan biaya impor sekitar 40%. "Sekarang jadi hanya 5%," jelasnya. Hyundai optimistis, sebagai MPV premium berbodi besar, harga yang kompetitif bisa menjadi alternatif bagi konsumen. Soalnya, Toyota Alphard yang sekelas dengan H1 dibanderol di atas Rp 500 jutaan per unit.
Untuk memupus keraguan konsumen terhadap produk yang dirakit di Indonesia, PT HMI punya strategi tersendiri. "Kami menaikkan garansi H1, dari semula tiga tahun menjadi lima tahun," kata Vice President PT HMI Erwin Djajadiputra.
Makanya PT HMI optimistis, penjualan H1 tahun ini bisa menembus 2.000 unit, dan mulai Juli nanti bisa diekspor ke sejumlah negara di ASEAN. "Kami mulai ke Thailand dengan target 100-150 unit sebulan," imbuh Erwin.
Untuk membuat H1 CKD ini, Hyundai menggelontorkan dana sekitar Rp 40 miliar. Nantinya, untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor yang menghendaki H1 setir kiri, HMI telah menyiapkan Rp 10 miliar lagi untuk keperluan produksinya. Kelak, Indonesia bakal menjadi basis produksi Hyundai H1 untuk pasar ASEAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News