kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Direktur CITA: Tarif simetris berpotensi kurangi penerimaan negara


Rabu, 31 Januari 2018 / 23:36 WIB
Direktur CITA: Tarif simetris berpotensi kurangi penerimaan negara
Mobile BTS Telkomsel


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo menilai, penerapan tarif interkoneksi simetris berpotensi mengurangi penerimaan negara.

Menurutnya, jika pola simetris jadi diterapkan, itu berarti tarif interkoneksi semua operator sama, padahal investasi masing-masing operator berbeda. "Kalau begitu yang akan diuntungkan adalah mereka yang selama ini kasih murah," ujar Yustinus di Jakarta, Rabu (31/1).

Jika hal itu yang terjadi, omzet perusahaan akan turun sehingga berimbas pada penurunan PPN, serta anggaran belanja modal perusahaan. Pasalnya, belum semua operator melakukan investasi besar untuk membangun jaringan.

Lebih lanjut Yustinus bilang, industri telekomunikasi saat dulu pernah diimbau untuk membangun banyak jaringan, tetapi hal itu tidak digubris. Adapun Kementerian Kominfo sebagai regulator kurang tegas untuk menbimbing dan melakukan pengawasan kepada pelaku industri agar terus mengembangkan jaringan.

Padahal, lanjut Yustinus, jika hal itu dilakukan, saat ini industri telekomunikasi bisa melakukan akselerasi secara bersama. "Tapi kan start-nya enggak sama. Jadi sekarang adalah tentang bagaimana me-recover itu dulu," ujar Yustinus.

Dia menyarankan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan recover. Pertama, dengan menghitung dulu semua beban yang harus ditanggung oleh operator, kemudian bayar di muka semuanya, atau melalui proporsi tarif yang asimetris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×