kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditambah Vietnam, pangsa pasar ITRC capai 85%


Minggu, 17 September 2017 / 11:57 WIB
Ditambah Vietnam, pangsa pasar ITRC capai 85%


Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Vietnam akhirnya bergabung dengan International Tripartite Rubber Council (ITRC). Sebelumnya, ITRC beranggota Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Ketiga negara tersebut mengatur produksi dan ekspor agar harga karet tetap stabil.

"Vietnam tentu akan meningkatkan kekuatan," ujar Deny Wachyudi Kurnia, Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional, Jumat (15/9).

Bergabungnya Vietnam dengan dengan organisasi negara produsen karet dinilai akan menambah kekuatan. Deny mengatakan bahwa masuknya Vietnam akan meningkatkan koordinasi dalam pembentukan produksi dan ekspor.

Masuknya Vietnam juga membuat organisasi tersebut menguasai lebih dari sepertiga ekspor karet. Deny bilang, ekspor karet ITRC sebelumnya menguasai 73% dari total ekspor seluruh dunia. Setelah bergabungnya Vietnam, porsi ekspor ITRC bisa mencapai 85%.

Tidak hanya pasar ekspor yang didominasi, produksi karet juga akan lebih didominasi ITRC dengan masuknya Vietnam. Sebelumnya total produksi karet negara ITRC sebesar 64% dari total produksi dunia. ITRC plus Vietnam akan menguasai 72,5% produksi karet dunia.

ITRC menggelar pertemuan di Bangkok, Thailand pada Jumat lalu. Berdasarkan dokumen Joint Communique Ministerial Committee Meeting 2017 ITRC yang diterima KONTAN, pertemuan tersebut membahas keberlangsungan produksi karet.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Enggartiasto Lukita selaku Menteri Perdagangan Indonesia, Chatchai Sarikulya selaku Minister of Agriculture and Cooperatives dari Kerajaan Thailand, serta Datuk Seri Mah Siew Kong selaku Minister of Plantation Industries and Commodities Malaysia. 

Pertemuan ini membahas skema manajemen suplai karet. Pertemuan ini juga merencanakan perpanjangan pelaksanaan skema manajemen suplai hingga 2025.

Skema tersebut mengharuskan industri melakukan sistematika penanaman karet. Penanaman dilakukan sejak 2007 hingga 2016.

Pertemuan tersebut juga membahas mengenai pasar sehingga permintaan atas karet tetap membuat harga stabil. Selain berfokus pada pasar regional, ITRC juga akan meningkatkan permintaan karet domestik.

Peserta pertemuan melihat dampak dari diberlakukannya agreed export tonnage scheme (AETS) pada 1 Maret hingga 31 Desember 2016 lalu. Pemberlakuan AETS dinilai berkontribusi dalam menahan tren harga yang terus turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×