Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adaro Power sudah mengembangkan sejumlah pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan. Pihaknya juga terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan lainnya, misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya, untuk mendiversifikasikan bauran energi.
Dharma Djojonegoro, Presiden Direktur Adaro Power memaparkan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangkit listrik dari sumber terbarukan, Adaro Power senantiasa mendukung serta berpartisipasi aktif dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), baik melalui project internal maupun external.
“Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi energi dalam kegiatan operasional serta terus meningkatkan porsi renewable dalam bauran energi,” jelasnya dikutip Kontan.co.id, Selasa (2/8).
Baca Juga: Adaro Power Nantikan Rincian Aturan Power Wheeling untuk Energi Baru Terbarukan
Dalam hal pengurangan emisi di wilayah tambang, Dharma mengemukakan, sejak tahun 2011 Adaro mempunyai biofuel project sebelum disyaratkan pemerintah. Sementara dalam hal energi bersih, PLTU yang dioperasikan saat ini sedang mencoba menerapkan co-firing dengan biomasa untuk mengurangi emisi.
Sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah dalam mencapai target energi bauran nasional, Adaro juga terus mengembangkan proyek tenaga terbarukan guna mendapatkan bauran energi yang seimbang dalam portofolionya.
Proyek green energy yang telah berjalan di Adaro antara lain melalui anak perusahaan Adaro Power, yang sejak awal tahun 2021 telah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya - PLTS Atap 130 kWp untuk memenuhi kebutuhan listrik di area operasional pelabuhan/terminal khusus batubara Adaro di Kelanis, Kalimantan Tengah.
Kemudian menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating) pada area kolam kantin di Kelanis.
PLTS Adaro ini dilengkapi dengan teknologi smart inverter yang memberikan dampak lingkungan positif yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca.
PLTS terapung di Kelanis diklaim sebagai PLTS terapung terbesar di Indonesia untuk saat ini dengan estimasi produksi listrik sekitar 618.000 kWh per tahun.
Adaro Power juga terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan, misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya, untuk mendiversifikasikan bauran energinya dan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender.
Baca Juga: Asosiasi Panas Bumi Usul Skema Power Wheeling untuk EBT Bisa Open Access
Menunggu aturan skema power wheeling
Sebelumnya, Kontan.co.id mendapat informasi bahwa skema power wheeling disinggung di dalam Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan. Dalam draf tersebut, pemerintah juga mengajukan 1 pasal untuk memberikan peluang kepada pengusaha IPP EBT untuk bisa membangun transmisi listrik sendiri khusus menyambung listrik EBT.
Merespons hal ini, Dharma mengatakan, pihaknya menunggu detail lebih lanjut untuk peraturan yang diterapkan. Sebab, menurutnya power wheeling sudah banyak diterapkan di negara lain dan bila dirancang dengan bagus akan menjadi win-win solution bagi PLN, pelaku industri, dan juga IPP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News