Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pada kuartal I-2020, YPAS sudah mulai menjajal segmen industri makanan seperti misalnya tepung dan gula dengan cara memproduksi produk kemasan food grade.
Mulanya, strategi ini berdasar pada adanya peluang permintaan pasar yang menjanjikan untuk produk kemasan untuk tepung dan gula meski di tengah pandemi. Bak gayung bersambut, YPAS mendapati permintaan kemasan yang cukup tinggi dari industri tepung dan gula pada bulan Maret 2020 lalu.
Namun demikian, sayangnya permintaan kemasan dari industri tepung dan gula mulai mengalami mengendur setelah memasuki bulan April hingga Mei 2020 lalu. Dugaannya, hal ini didorong oleh lesunya permintaan tepung dan gula karena penutupan sejumlah restoran dan hotel seiring mewabahnya pandemi Covid-19 ini.
Alhasil, peningkatan tepung dan gula yang biasanya melonjak sebulan menjelang lebaran tidak terjadi tahun ini. Kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi keputusan YPAS untuk mengalihkan sebagian kegiatan produksinya untuk memproduksi karung beras.
Selagi upaya ini dilakukan, YPAS akan terus melakukan kajian pasar guna memetakan industri-industri dengan peluang permintaan pasar yang masih menjanjikan untuk dimasuki ke depannya.
Baca Juga: Ada pandemi corona, Yanaprima Hastapersada (YPAS) pasang target konservatif tahun ini
“Tetapi hal ini masih dalam proses sehingga kami belum bisa memastikan dan menginformasikannya,” imbuh Rinawati.
Bicara soal proyeksi, YPAS mengaku optimis bisa mencatatkan realisasi kinerja yang lebih baik di semester I 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu. Sayangnya, Rinawati tidak merinci bagaimana dan seberapa besar pertumbuhan kinerja yang dimaksud.
Sebagai pembanding, YPAS membukukan penjualan bersih sebesar Rp 187,85 miliar di semester I 2019 lalu. Sementara pada sisi bottom line, YPAS masih mencatat rugi bersih sebesar Rp 2,33 miliar di periode yang sama.
Nah, pada triwulan pertama lalu, YPAS sudah berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,34 miliar. Sayangnya, penjualan bersih perusahaan malah merosot ke Rp Rp 73,18 miliar.
Komposisinya, penjualan karung plastik sebesar Rp 13,27 miliar, kantong semen senilai Rp 46,89 miliar, roll sheet dan sandwich sheet sebesar Rp 9,68 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 3,33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News