Reporter: Mona Tobing | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memproyeksikan, ekspor crude palm oil (CPO) sampai akhir tahun ini bakal turun hingga 5%.
Penurunan ekspor terjadi karena adanya sentimen penurunan permintaan CPO dari beberapa pasar ekspor. Selain permintaan yang menciut, ekspor CPO juga terpengaruh produksi yang melempem karena faktor cuaca.
DMSI memproyeksikan, produktivitas CPO dalam negeri tahun ini diproyeksikan turun 5% sampai dengan 10%.
Delima Hasri Azahari Darmawan, Wakil Ketua DMSI menjelaskan, dari sisi waktu produktivitas CPO, produksi bulan Mei paling memungkinkan bisa maksimal.
Setelah itu, atau memasuki Juni sampai September, produksi CPO diperkirakan kembali turun. Sebab, ada perkiraan terjadi El Nino pada periode tersebut.
Jika tahun ini, produksi CPO bisa mencapai 30 juta ton, maka Delima memprediksi akan terjadi penurunan 5%-10% sampai akhir tahun nanti. "Kondisi tahun ini sama seperti 2012 yang turun 10%,”kata Delima pada Senin (19/5).
Penurunan produksi akan menyenggol target ekspor CPO yang diperkirakan turun 5%-10%. Delima mengatakan, penurunan ekspor bulan Maret April bisa menjadi gambaran kondisi produksi CPO di bulan mendatang.
Berkaca pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang mencatat penurunan ekspor CPO secara bulan ke bulan mencapai 30% dari 1,7 juta ton di Maret menjadi 1,3 juta ton di April. Apalagi kata Delima, terlalu banyak tantangan dari luar negri yang dapat mengurangi ekspor CPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News