Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VI DPR RI meminta WIKA, bersama dengan Waskita Karya (Waskita) dan Hutama Karya (HK), segera melakukan renegosiasi terhadap kreditur agar bisa menekan biaya dana alias cost of fund (CoF) sekecil mungkin.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan setelah masing-masing BUMN melakukan renegosiasi untum menekan cost of fund, BUMN Karya diharapkan saling bersinergi menutupi gap pembiayaan proyek.
Tak hanya saling bersinergi untuk menutupi gap pembiayaan proyek termasuk untuk menarik investor asing, BUMN Karya diharapkan melakukan diversifikasi bisnis mengakali sistem pembayaran proyek bulanan yang seringkali saat ini berupa turn key basis.
Baca Juga: Perolehan Kontrak Baru Sepi tapi Saham Wika Beton (WTON) Masih Direkomendasikan Beli
"Kondisi di lapangan, selama ini proyek infrastruktur nasional strategis tidak ada anggarannya rigidnya. Yang menyulitkan, hampir 100% pembiayaan proyek BUMN Karya menggunakan pinjaman berjangka pendek, sedangkan proyek-proyeknya berjangka panjang," jelas Herman Khaeron kepada Kontan.co.id, Sabtu (11/7).
Ia juga bilang, BUMN Karya perlu memperhatikan kerugian nilai tukar (exchange rate losses) yang bisa berpengaruh besar pada bunga.
Setelah renegosiasi CoF selesai, skema pembiayaan yang lebih baik dan kapasitas pembayaran yang lebih kuat adalah hal utama yang perlu dilakukan oleh BUMN Karya.
Herman merinci lagi, untuk Hutama Karya (HK) pihaknya menetapkan CoF di level Rp 959 miliar, dengan kompensasi pemerintah sebesar Rp 466 miliar.
Dengan begitu, Selisih CoF untuk Hutama Karya adalah Rp 493 miliar. Herman bilang, rasio utang dengan gearing ratio dan DER hingga kuartal I 2020 HK berada di level 0,45x. Adapun, kas dan setara kas Hutama Karya per 31 Desember 2020, Rp 8,242 miliar.
Lalu, untuk PT Waskita Karya, Komisi VI mencatat selisih CoF dana talangan pengadaan laha kepemilikan mayoritas sebesar Rp 1,26 triliun. Sementara itu, selisih CoF dana talangan pengadaan lahan kepemilikan minoritas dan Tol Trans Sumatra senilai Rp 1,05 triliun.
Dengan demikian, current ratio Waskita berada di level 0,86x tanpa pengembalian, lalu level 0,87x dengan pengembalian.