CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Dorong Ekonomi Tumbuh 8%, PLN Fokus Optimalisasi Energi Hijau


Kamis, 14 November 2024 / 12:42 WIB
Dorong Ekonomi Tumbuh 8%, PLN Fokus Optimalisasi Energi Hijau
ILUSTRASI. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berupaya berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% yang diusung pemerintah.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berupaya berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% yang diusung pemerintah.

Dalam hal ini, PLN fokus untuk menyediakan energi bersih demi menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Executive Vice President Commercial Product Development PLN Ririn Rachmawardini mengatakan, salah satu inovasi PLN untuk mendukung ekonomi berkelanjutan adalah menyediakan sertifikat energi terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC). REC dapat diklaim dan dimiliki para pelanggan PLN bahwa mereka telah berkontribusi dan mengkonsumsi listrik energi hijau dari PLN.

"REC ini kami pasarkan untuk segmen-segmen tersebut seperti industri, tapi seiring berjalannya waktu banyak pelanggan rumah tangga yang tertarik memiliki REC," kata Ririn dalam acara Kompas100 CEO Forum Powered by PLN 2024, Rabu (13/11).

Baca Juga: PLN Siap Dukung Rencana Pemerintah Bangun 100 GW Pembangkit EBT

Dengan memiliki REC, pelaku usaha diakui telah berkontribusi menggunakan energi terbarukan untuk operasional bisnisnya. Selain itu, REC juga diakui di ranah internasional. Para pelaku usaha yang memiliki REC dapat lebih leluasa mengakses ke pasar internasional untuk keperluan ekspor produknya.

Sebab, banyak negara tujuan yang meminta syarat berupa penggunaan energi terbarukan dan implementasi Environmental, Social, Governance (ESG) kepada pelaku usaha yang mau melakukan ekspor.

Selain REC, PLN juga aktif mengembangkan infrastruktur penunjang kendaraan listrik atau Charging station. Hal ini sejalan dengan amanat dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 79 Tahun 2023.

Ririn menyebut, sampai saat ini PLN telah membangun sekitar 2.100 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mobil listrik, sekitar 4.000 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) untuk sepeda motor listrik, dan 9.000 charging station untuk motor listrik di berbagai kota Indonesia.

"Ini bentuk kontribusi PLN kepada pelanggan end user yang membutuhkan listrik untuk pengisian baterai kendaraan listrik," imbuh dia.

PLN juga berusaha membangun jaringan interkoneksi antar pulau agar listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia. 

Baca Juga: PLN Siap Dukung Target Capai 75% Energi Baru Terbarukan hingga 2040

Ririn mengaku, tantangan pengembangan energi terbarukan di Indonesia adalah berupa ketidakcocokan antara sumber atau pasokan energi hijau dengan kawasan yang membutuhkan energi tersebut.

Dalam hal ini, pusat-pusat bisnis dan industri Indonesia memang terkonsentrasi di Jawa. Namun, banyak pembangkit listrik energi terbarukan yang lokasinya di tempat terpencil dan jauh dari Pulau Jawa.

"Makanya upaya-upaya mendekatkan sumber energi terbarukan ke para pelanggan harus terus dilakukan," tandas dia.

Selanjutnya: Waskita Beton (WSBP) akan Gelar Private Placement Tahap III untuk Konversi Kredit

Menarik Dibaca: Selamat Hari Diabetes Sedunia, Inilah Tips Mencegah Diabetes Sejak Dini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×