kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.859   80,00   0,50%
  • IDX 7.150   -11,12   -0,16%
  • KOMPAS100 1.093   -1,00   -0,09%
  • LQ45 868   -3,93   -0,45%
  • ISSI 217   0,69   0,32%
  • IDX30 444   -2,38   -0,53%
  • IDXHIDIV20 535   -4,64   -0,86%
  • IDX80 125   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 134   -1,36   -1,00%
  • IDXQ30 148   -1,16   -0,78%

Dorong Penggunaan Energi Terbarukan, MEBI Adakan Heatech Indonesia


Jumat, 06 Oktober 2023 / 07:42 WIB
Dorong Penggunaan Energi Terbarukan, MEBI Adakan Heatech Indonesia
ILUSTRASI. Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) memaparkan dukungan kapada kebijakan pemerintah untuk menciptakan transisi energi letat Heatech Indonesia di Jakarta Expo Kemayoran.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia mendorong transisi energi bisa mencapai 23% di tahun 2025 dan 31% di tahun 2050. Bahkan, di 2060 ditargetkan emisi bisa menembus net zero. 

Hal ini sebagai salah bentuk menjaga ketahanan energi dan menciptakan ekonomi hijau berkelanjutan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan bioenergi atau biomassa. 

Untuk mewujudkan rencana pemerintah itu, Masyarakat Energi Biomassa Indonesia atau MEBI berkolaborasi dengan PT Media Artha Sentosa dalam penyelenggaraan kegiatan Heatech Indonesia, yang mencakup Expo Bioler dan Expo Biomass di Jakarta International Expo tanggal 5-7 Oktober 2023.

Dalam kegiatan ini, para peserta menampilkan produk dan solusi energi biomassa bagi industri. Selain itu, mengadakan seminar biomassa yang bertajuk Switching to Biomass yang menekankan solusi transisi energi di Indonesia. 

Baca Juga: Dorong Ekonomi Hijau, Sejumlah Bank Pangkas Pendanaan ke Sektor Batubara

Menurut Milton S. Pakpahan, Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), kegiatan ini diharapkan bisa menggiatkan pelaku industri untuk beralih menggunakan sumber energi terbarukan terutama di Biomassa. 

"Di sini kami mau mengubah mindset pelaku industri bahwa tidak sesulit yang dibayangkan untuk beralih ke biomassa dan ini harus disebarluaskan terutama untuk generasi muda," kata Milton saat acara Press Conference Heatech Indonesia di Jakarta Expo Kemayoran, Kamis (5/10). 

Milton menambahkan, dunia bergerak dan bertransisi ke energi baru dan terbarukan, Indonesia juga harus beralih, diantaranya dengan dekarbonisasi dan diversifikasi energi melalui energi biomassa. 

Kebijakan pemerintah untuk transisi energi ini sebenarnya sudah disesuaikan dengan potensi sumber daya energi biomassa yang tersedia di wilayah Indonesia. Adapun energi biomassa dapat diperoleh dengan mengkonversikan bahan atau limbah hayati pertanian dan perkebunan dan kehutanan.

Tak cuma itu, bisa juga  pengolahan limbah industri argo seperti kelapa sawit, tebu, kelapa dan sampah yang setiap hari diproduksi oleh setiap individu

Baca Juga: Maaf, Pemerintah Tidak akan Menerima Pendanaan Hijau dengan Bunga Tinggi

Harapannya, biomassa dapat menjadi solusi untuk transformasi energi yang lebih baik di pembangkit listrik maupun di industri. Bahkan, dengan penggunaan biomassa, dapat meningkatkan rasio elektrifikasi yang pada akhirnya akan mewujudkan ketahanan energi nasional. 

Sebagai catatan, berdasarkan data ESDM terakhir potensi biomassa Indonesia diperkirakan dapat menghasilkan atau setara 59 Giga Watt. Potensi riilnya ini diyakini lebih besar dari angka resmi.

Sebagai informasi, selain untuk pembangkit listrik, biomassa juga juga akan dioptimalkan melalui program co-firing biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang sudah ada. 

Nantinya, co-firing biomassa akan diterapkan pada 113 unit PLTU milik PLN di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.664 MW. Sebenarnya, penerapan co-firing telah dilakukan sejak tahun 2020 dengan blending rate 1% hingga 15% tergantung jenis boiler serta ketersediaan bahan baku. 

Tujuan dari pembakaran bersama biomassa PLTU guna memenuhi keekonomian penyediaan tenaga listrik, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan “menghijaukan” PLTU lebih cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×