kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong produktivitas UKM, Bogasari gaet ITS lakukan uji komersial mesin pengering mie


Jumat, 27 November 2020 / 18:12 WIB
Dorong produktivitas UKM, Bogasari gaet ITS lakukan uji komersial mesin pengering mie
Penyerahan mesin pengering dari Bogasari kepada perwakilan UKM kerupuk di Surabaya.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. UKM di Indonesia saat ini sebagian besar masih menggunakan cara produksi konvensional. Hal itu membuat produktivitas UKM selama ini belum dapat optimal.

Misalnya saja UKM yang begerak disektor pangan seperti produsen mie dan kerupuk yang masih mengandalkan sinar matahari dalam proses pengeringan.

Di Indonesia sendiri diketahui memiliki dua musim, yaitu panas dan penghujan. Maka dapat dipastikan ketika musim penghujan, UKM yang memanfaatkan sinar matahari dalam proses produksinya akan terkendala dari segi produktivitas.

Tak hanya itu, lahan yang terbatas juga jadi kendala para UKM mie dan kerupuk untuk menggenjot produktivitasnya.

Berkaca dari hal tersebut, PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari bekerja sama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) berinisiatif membuat mesin oven dan steamer.

Baca Juga: Menyimak Prospek Bisnis, Kinerja Keuangan dan Rekomendasi Saham INDF

Targetnya mesin oven dan steamer ini dapat menggantikan energi panas matahari yang dipakai UKM mie kering dan kerupuk dalam proses pengeringan.

Selain mesin ini bisa menjamin kelancaran produksi di musim penghujan, cara kerjanya juga dirancang dengan konsep hemat energi. Karena saat produk dikukus atau direbus, udara panas yang dihasilkan dari burner mesin steamer dialirkan juga ke oven untuk proses pengeringan.

Erwin Sudharma, Wakil Kepala Divisi Bogasari menerangkan mie dan kerupuk dipilih lantaran tingkat kepopuleran dua produk pangan ini cukup tinggi di masyarakat. Tak hanya itu, Erwin juga berharap adanya multiplayer effect dengan dari sektor industri mie dan kerupuk.

"Mie dan kerupuk jadi multiplayer effect dalam dunia kuliner di Indonesia, jadi kerupuk dan mie semacam wadah atau kendaraan pertumbuhan bahan baku lokal, kita lihat pemakaian cabai, bawang, ayam, telur, minyak, kecap dan semua bumbu rempah lainnya. Multiplayer effect ini akan terus terjadi kepada sektor lain bisa lihat akan ada industri kemasan, logistik dan juga industri mesin produksi Industri tepat guna untuk UKM dan industri rumah tangga lainnya," jelas Erwin saat Preskon Uji Komersil mesin pengering mie kolaborasi Bogasari dan ITS yang digelar secara virtual pada Jumat (27/11).

Nur Husodo, Koordinator Tim Penggerak Teknologi tepat guna Departemen Teknik Mesin Industri-Fakultas Vokasi (DTMI-FV) ITS menjelaskan, bahwa penggunaan oven dan steamer nantinya takkan mengurangi kualitas dari mie dan kerupuk itu sendiri. Selain itu kebersihan dan hemat energi juga akan dirasakan oleh para UKM pengguna mesin tersebut.

"Percobaan dilakukan beberapa kali, dan membuktikan proses cepat tanpa perubahan warna ini buktikan bahwa kualitas terjaga. Ada dua model mesin pengering bulat dan ada bentuk kabinet," jelasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×