Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Musim kemarau tahun ini telah merusak 30.000 hektare (ha)lahan pertanian khususnya tanaman padi periode April-Agustus 2015. Kondisi puso tersebut lebih luas dari rata-rata puso tiap tahun yang mencapai 25.000 ha, juga dari prediksi Kemtan yang sebelumnya mengklaim bisa menekan puso di bawah 10.000 ha saja. Tentu saja kondisi ini mengkhawatirkan pemerintah sebab lahan padi yang paling banyak mengalami puso terletak di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng).
Sementara itu di depan mata sudah terbentang seluas 260.000 ha terancam mengalami kekeringan kalau tidak segera diantisipasi. Untuk itu, Kemtan bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI Angkatan Udara melakukan Teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau dikenal dengan hujan buatan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan ada sekitar 15% dari total 14 juta ha lahan padi yang masih harus diperjuangkan pada musim kemarau September-Oktober 2015. Sementara itu, Amran mengklaim sekitar 80% lahan padi sudah panen sampai pertengahan bulan Agustus ini dan telah masuk gudang. "Segala daya upaya kita lakukan untuk mencegah kekeringan dan puso tahun ini," terang Amran, Selasa (25/8).
Amran mengatakan sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah untuk menekan kekeringan dan puso. Dari hitungan Kemtan, ada lahan endemis kekeringan seluas 200.000 ha setiap tahun. Untuk itu, Kemtan melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi daerah endemis kekeringan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Mulai dengan membagikan pompa air di daerah-daerah yang ada sumber airnya seperti di daerah Sungai Bengawan Solo dan di daerah kali Cimanuk, Indramayu sebanyak 21.000 unit.
Sementara itu, Kemtan juga membangun 1.000 embung di seluruh Indonesia, ada 1.000 sumur dangkal telah dibangun di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian telah membangun 1,3 juta irigasi tersier di seluruh Indonesia. Kemtan juga mengoptimalkan penanaman padi di daerah Sumatera dan Kalimantan bagian utara yang saat ini tidak mengalami kekeringan seluas 3 juta ha.
Ada juga irigasi teknis yang airnya mengalir sepanjang tahun seluas 500.000 ha dioptimalkan fungsinya. "Jadi setelah panen, langsung kita tanam lagi di daerah-daerah yang tidak mengalami kekeringan dan ada sumber airnya ini," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News