Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah harga jual keramik naik pada kuartal I lalu, di kuartal II tahun ini pelaku industri keramik kembali menaikkan harga jual produknya.
Ketua Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga memperkirakan, kenaikan harga keramik kuartal II berkisar 7% sampai 10%.
Padahal, pada kuartal I, harga keramik sudah naik 10%-15% dibandingkan dengan harga keramik akhir tahun lalu. "Kenaikan ini tak lebih dari 10% dan tergantung masing-masing produsen," ujar Elisa di Jakarta, Rabu (3/4).
Elisa menjelaskan, kenaikan harga dipicu oleh kenaikan gas dan tarif dasar listrik (TDL). Selain itu, kenaikan harga menghitung dampak perubahan harga Bahan Bakar Migas (BBM) subsidi untuk industri yang mempengaruhi pengiriman keramik ke konsumen.
Berbeda dengan kenaikan harga keramik yang terjadi di kuartal I yang hanya dipengaruhi oleh kenaikan TDL yang terjadi 1 Januari.
Kenaikan harga diperkirakan tak berpengaruh bagi permintaan keramik di pasar domestik. "Indonesia masih tergolong 10 negara tertinggi konsumsi keramiknya, sejak dua tahun lalu," jelas Elisa.
Penyerapan produksi keramik berasal dari pasar domestik yang mendominasi 90%. Sisanya sebesar 10% lagi di ekspor ke berbagai negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News