Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Lampu merah bagi industri susu nasional. Di tengah usaha pemerintah menggalakan swasembada daging sapi lewat impor bibit sapi dan bakalan. Industri sapi perah perlu mendapat perhatian. Di tengah penurunan populasi sapi, harga susu dunia selama setengah tahun terakhir menurun.
Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana mengatakan, tingginya harga daging sapi mengkhawatirkan peternak sapi perah. Hal inilah yang membuat peternak susu sapi perah melakukan perpindahan atau migrasi dari peternakan susu menjadi sapi potong.
"Wajar jika peternak sapi perah kemudian memotong sapinya. Karena menjual daging sapi lebih cepat. Harganya juga tinggi," ujar Teguh pada Selasa (9/9).
Padahal permintaan pasar akan susu terus naik seiring dengan minuman kemasan susu yang kian marak. Jika kondisi ini terus terjadi, Teguh khawatir pada tahun 2020 produksi susu nasional hanya mencapai 10% dari kebutuhan nasional.
Seperti diketahui, Dewan Persusuan Nasional menghitung setiap hari kebutuhan susu nasional setiap hari mencapai 10.000 ton. Dari kebutuhan tersebut, peternak sapi lokal hanya menyumbang sekitar 1.800 ton hingga 2.000 ton setiap harinya. Sedangkan sekitar 8.800 ton sampai 8.000 ton harus impor.
Selama tiga tahun terakhir jumlah sapi perah lokal terus turun. Pada tahun 2012 jumlah sapi perah lokal sempat mencapai 425.000 ekor menyusut menjadi 400.000 ekor ditahun 2013. Terakhir pada Mei 2014 mencapai 375.000 ekor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News