Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Universitas Indonesia (UI) menyumbangkan satu unit bus listrik hasil risetnya kepada pemerintah untuk mendukung pelaksanaan Presidensi Group of Twenty (G20) di pada November 2022 di Bali.
Bus listrik berkapasitas 64 penumpang hasil rancang bangun UI dan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang membuat chasis, karoseri dan keseluruhan interior, dan PT Pindad dalam pembuatan motor listrik. Sedangkan, PT NSAD sebagai pembuat kontroler motor listrik dan PT AICOOL pada pembuatan sistem air conditioner.
Selanjutnya, MAB secara simbolis menyerahkan bus listrik tersebut ke UI, yang kemudian menyerahkannya kepada pemerintah secara langsung kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
“UI berkomitmen mendukung program-program pemerintah dan turut serta berkontribusi dalam gelaran besar G20, dengan ini UI menyerahkan bus listrik kepada pemerintah sebagai salah satu sarana transportasi penyelenggaraan presidensi G20,” kata Rektor UI Ari Kuncoro, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia, kehadiran kendaraan listrik dibutuhkan seiiring kondisi krisis energi akibat perang Ukraina dan Rusia yang menjadi game changer. "Penggunaan tenaga listrik baterai untuk kendaraan menjadi semakin masuk akal ketika terjadi krisis energi. Juga ada beberapa agenda yang tercapai, pertama perubahan iklim, kedua angkutan publik, dan terakhir adalah ketahanan industri juga energi dalam negeri," jelasnya.
Ari berujar, bus listrik tersebut merupakan salah satu mahakarya UI yang telah diriset sejak tahun 2012 oleh 33 orang peneliti, yang kemudian mendapatkan bantuan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada tahun 2018 senilai Rp 4 miliar dan tahun 2020 senilai Rp 17,6 miliar.
Menhub Budi Karya Sumadi bangga terhadap UI yang telah mempelopori bus listrik buatan Indonesia itu. “Saya mengucapkan terimakasih atas inisiatif dari UI untuk menyerahkan hasil penelitian bus listrik kepada pemerintah,” ucapanya. Yang terang, kehadiran kendaraan listrik salah satu upaya untuk mengatasi polusi udara, dan kemacetan, sehingga inisiatif bus listrik ini ke depan bisa dijadikan sebagai angkutan massal bebasis energi listrik.
Budi meminta untuk melakukan pengawalan kehadiran kendaraan listrik sebagai angkutan massal. Dalam perancangan bus listrik, UI yang telah menginisiasi pembuatan rangka mobil serta desainnya. Selanjutnya, pemerintah melakukan upaya pengembangan konten baterai dan item-item dalam bus atau kendaraan listrik tersebut. "Berkaitan dengan hal hal yang lain, perlu dilakukan improvement pada satu titik, bus atau kendaraan listrik yang lain menjadi kompetitif biar bisa dipakai dalam negeri dan diekspor ke luar negeri," ujar dia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier, mengatakan ada tiga pelaku industri yang siap memproduksi bus listrik di Indonesia dengan kapasitas 1.680 unit per tahun. Saat ini ada tiga industri yang siap berproduksi dengan kapasitas 1.680 unit per tahun, di antaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB), PT Inka, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia. "Ada juga industri mobil listrik lainya dengan kapasitas 1.000 unit per tahun," ujarnya.
Taufiek menambahkan bahwa ketiga pabrikan itu telah menggunakan teknologi penggerak hibrida, plug-in hibryd, dan fuel cell yang sesuai dengan peta jalan Kemperin. Apa yang dilakukan UI itu, merupakan suatu terobosan yang sangat luar biasa dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bisa menggelontorkan uangnya ke UI untuk membantu proses riset yang lebih tinggi lagi.
"Kemenperin akan selalu support, apalagi program itu di masa depan menyangkut keberlanjutan ekonomi hijau dan pembangunan yang mengedepankan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia," tuturnya.
Presiden Direktur PT MAB, Kelik Irwanto mengunggkapkan, tantangan dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia adalah ketersediaan bahan baku komponen yang masih terbatas, sehingga harus diimpor. "Terurama untuk baterai dan motor listrik," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News