kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,19   -7,17   -0.77%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek Tol Cipali, omzet SPBU Pantura menipis


Rabu, 29 Juli 2015 / 13:36 WIB


Reporter: Jane Aprilyani, Robi Gunawan | Editor: Havid Vebri

Keberadaan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) tak hanya membuat omzet pedagang makanan di sepanjang kawasan pantai utara (pantura) tersendat. Pengoperasian tol Cipali juga ikut mengerem laju penghasilan para pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sepanjang pantura.

Dari pantauan KONTAN pada pertengahan Juli lalu, banyak SPBU di pantura sepi pembeli. Padahal, pada musim mudik Lebaran tahun sebelumnya, biasanya para pemudik kerap singgah di SPBU. Selain mengisi bahan bakar minyak (BBM) kendaraannya, ada pula yang sekadar rehat untuk melepaskan penat perjalanan.

Tapi kini, cerita itu telah usang. Tak ada lagi mobil atau motor yang memadati area parkir SPBU di sepanjang pantura. Alhasil, omzet SPBU tak 'selicin' dahulu.

Rasmani, Wakil Manager SPBU di jalan raya Losarang, kecamatan Losarang mengaku, sejak tol Cipali beroperasi, pendapatan SPBU di tempatnya bekerja merosot lebih dari 40% dibandingkan pada musim mudik Lebaran tahun-tahun sebelumnya.

Pada musim mudik Lebaran tahun sebelumnya, Rasmani mengklaim, SPBU-nya mampu menjual 8 ton liter BBM jenis solar hanya dalam dua hari. Kini, dengan volume yang sama, penjualan solar baru habis dalam sepekan. “Jadi bisa dibilang tidak laku,” keluh Rasmani menggelengkan kepala.

Penjualan BBM jenis premium dan pertamax lebih anjlok lagi. “Sebelumnya dalam satu shift kerja (8 jam) bisa terjual 11 ton liter premium per hari. Sekarang penjualannya turun menjadi sekitar 6 ton lebih per shift,” imbuh Rasmani.

Dus, pada musim mudik tahun ini, SPBU yang dikelola Rasmani hanya bisa meraup omzet Rp 65 juta per shift. Padahal, pada tahun lalu, pemasukannya bisa lebih dari Rp 100 juta per shift.

Rasmani tidak sendirian merasakan pahitnya dampak tol Cipali. Tata, salah satu staf keamanan SPBU di Kecamatan Gempolsari, Subang mengeluhkan hal serupa. “Saya dinas di pom ini dari H-2 sampai h+2 Lebaran. Dibanding tahun lalu, tahun ini sepi,” katanya.

Menurut informasi yang diperoleh Tata dari pihak manajemen SPBU, pada musim mudik Lebaran tahun ini, kendaraan yang mampir di SPBU jumlahnya melorot lebih 50% dibandingkan sebelum adanya tol Cipali.

Tata menjelaskan, sebagian besar kendaraan pemudik yang mampir di SPBU hanya sepeda motor. Itu pun tidak sebanyak tahun lalu. “Tahun ini, jumlah kendaraan yang mengisi BBM tidak membludak seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Tata.

Sayang, Tata enggan membeberkan omzet yang bisa didapat SPBU-nya. Yang jelas, kata dia, saat ini pengelola SPBU hanya bisa mengandalkan pemasukan dari warga sekitarnya.

Ya, tol Cipali memang memberikan keleluasaan bagi pemudik untuk menghindari kemacetan di jalur Pantura. Namun, pengusaha di kawasan pantura terjepit efek keberadaannya.  

(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×