kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor industri barang kimia ciamik di kuartal I-2021, ini kata Inaplas


Senin, 26 April 2021 / 17:56 WIB
Ekspor industri barang kimia ciamik di kuartal I-2021, ini kata Inaplas
ILUSTRASI. Kegiatan ekspor impor


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur Indonesia kian menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari capaian ekspor yang cukup gemilang dari industri manufaktur sepanjang kuartal I-2021, termasuk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kinerja ekspor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai US$ 4,18 miliar per kuartal I-2021.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, realisasi ekspor industri bahan kimia dan barang kimia di kuartal I-2021 cukup dipengaruhi oleh barang-barang pre order (PO) pada akhir tahun 2020.

Saat itu, ekspor masih mengalami hambatan lantaran adanya kelangkaan kontainer dan jumlah kapal yang terbatas di tengah pandemi Covid-19. Alhasil, barang-barang tersebut baru bisa dikirim ke luar negeri saat memasuki kuartal I-2021.

Awal tahun ini pun permintaan produk-produk dari bahan kimia masih terbilang stabil. Bahkan, terjadi fenomena yang agak berbeda saat momentum Imlek di Februari lalu. Biasanya, permintaan ekspor terjadi penurunan saat Imlek tiba dan butuh waktu beberapa pekan untuk memulihkannya kembali. Namun, saat Imlek tahun ini, penurunan permintaan tersebut hanya berlangsung satu minggu saja.

“Setelah itu, permintaan terus mengalami kenaikan sampai di bulan April,” imbuh Fajar, Senin (26/4).

Baca Juga: Tiga sektor manufaktur ini mencetak kinerja ekspor menawan di kuartal I-2021

Dengan kondisi seperti itu, lanjut Fajar, di atas kertas industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia masih berpeluang mengalami peningkatan kinerja ekspor di kuartal kedua dan seterusnya. Namun, tantangan datang dari tsunami Covid-19 yang melanda India.

Asal tahu saja, India merupakan salah satu pangsa pasar sekaligus pesaing bagi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia Indonesia. “Lonjakan kasus Covid-19 di India harus diantisipasi. Kalau India lockdown, otomatis ekspor ke sana akan terhambat. Dampaknya juga perlu diperhatikan ke negara sekitarnya,” ungkap Fajar.

Di luar India, Indonesia masih memiliki beberapa negara alternatif yang bisa menjadi tujuan ekspor produk dari bahan kimia. Beberapa di antaranya masih cukup berdekatan dengan India, seperti Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar. Selain itu, Indonesia juga mengekspor produk tersebut ke China dan Amerika Serikat.

Di tengah ancaman pandemi seperti saat ini, besar kemungkinan kapal-kapal yang mengangkut produk bahan kimia dari Indonesia harus menjalani protokol kesehatan tambahan, seperti karantina selama beberapa hari sesuai kebijakan di negara tujuan ekspor.

Terlepas dari itu, Fajar juga berharap momentum Lebaran bisa menjadi kesempatan naiknya permintaan industri kimia dan barang dari kimia di dalam negeri. Setidaknya hal tersebut bisa menutupi kekurangan permintaan ekspor dari luar negeri jika berkaca pada situasi pandemi yang memburuk di India.

Selanjutnya: Meski investasi tumbuh 4,3%, kualitas investasi dinilai masih buruk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×