Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Daya saing produk kaca domestik mulai keteter di pasar ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama Januari - Agustus 2012 ini, nilai ekspor kaca Indonesia turun 6,6% menjadi US$ 272,5 juta dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 291,7 juta.
Kepala Unit Kaca Pengaman Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan pasar ekspor lebih memilih kaca buatan negara lain. Misalnya, di kawasan Timur Tengah. Dimana kaca Indonesia kalah bersaing dengan produk sejenis dari China. "Kaca buatan China di pasar Timur Tengah semakin kuat dan mengikis pasar ekspor kaca Indonesia," katanya kemarin.
Produsen kaca China sengaja mengalihkan ke pasar Timur Tengah karena pasar utama seperti Eropa dan Amerika lagi lesu terimbas krisis global. Celakanya, Yustinus bilang, daya saing kaca Indonesia makin menurun dengan adanya kenaikkan harga gas 35% sejak September lalu. Maka, kenaikan harga produk kaca lokal tak terelakkan. Dan tentunya akan semakin berat karena harga gas bakal naik lagi di 2013.
Melihat kondisi ini, pabrikan kaca cuma menargetkan penjualan 2012 tumbuh 5% dari hasil tahun lalu yang sebanyak 560.000 unit. Target peningkatan penjualan ini juga karena harapan atas pasar domestik. Soalnya, untuk pasar ekspor, bila hasil ekspor kaca menyamai pencapaian 2011 sebesar US$ 438,7 juta, kata Yustinus sudah bagus.
Takut kaca impor
Kondisi tersebut jelas membuat persaingan pasar kaca di dalam negeri makin ketat. Soalnya, industri kaca seperti PT Asahimas Flat Glass, mau tidak mau harus memfokuskan penjualannya di pasar dalam negeri. Saat ini, penjualan Asahimas di pasar ekspor cukup besar, sekitar 40%.
Rusli Pranandi, Sektretaris Perusahaan PT Asahimas Flat Glass bilang dari kapasitas produksi kaca pengaman dan lembaran Asahimas mencapai 3,4 juta m2 per tahun, baru 2 juta m2 yang dialokasikan ke pasar domestik. "Kami berencana lebih fokus menggarap pasar domestik karena permintaan cukup tinggi," katanya sambil menyebut sektor otomotif dan properti menjadi target pasar utama.
Maka, Asahimas akan meningkatkan kapasitas produksi nya yang saat ini 850.000 m2 per tahun. Saat ini mereka sedang mencari lahan baru untuk memfasilitasi rencana ekspansi tersebut.
Namun yang ditakutkan Asahimas, pasar lokal bakal kebanjiran produk kaca impor yang harganya lebih murah. "Semoga pemerintah bisa mengawasi dan bisa memberlakukan SNI bagi kaca impor," katanya.
Tahun ini, Asahimas menargetkan pendapatan Rp 2,77 triliun atau tumbuh 7% dari tahun lalu yang sebesar Rp 2,59 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News