kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor kopi di Januari 2011 melesat 126,9%


Kamis, 07 April 2011 / 08:30 WIB
Ekspor kopi di Januari 2011 melesat 126,9%
ILUSTRASI. Bank Indonesia's logo is seen at Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, January 17, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kinerja ekspor kopi di awal tahun 2011 cukup baik. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor kopi Bulan Januari 2011 membukukan nilai sebesar US$ 82,82 juta. Jumlah ini melesat sekitar 126,9% dari nilai ekspor Januari tahun lalu yang sebesar US$ 36,50 juta.

Deddy Saleh, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan menjelaskan, peningkatan ekspor ini disebabkan peningkatan permintaan dari beberapa negara terutama di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, pasokan dari negara produsen seperti Brazil, Kolombia dan Vietnam menurun akibat cuaca buruk.

Pasokan dari Indonesia sendiri justru terbilang bagus. Ini terlihat dari volume ekspor kopi Januari kemarin yang naik 88,5% dibandingkan dengan Januari 2010. "Kita mengambil keuntungan dari kondisi itu, sehingga ekspor kopi Januari kemarin tinggi," kata Deddy, dalam konferensi pers, belum lama ini.

Dihubungi terpisah, Rachim Kaitabrata, Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), menambahkan peningkatan ekspor yang cukup signifikan itu disebabkan oleh semakin tingginya harga kopi di bursa global. Sejak pertengahan tahun lalu, harga kopi terus merangsek seiring turunnya pasokan dari beberapa negara seperti Kolombia, Brazil dan Vietnam. Cuaca buruk melanda negara-negara itu yang mengakibatkan banyak perkebunan kopi di sana yang gagal panen.

Di sisi lain, permintaan kopi dari negara-negara Eropa dan AS terus tinggi seiring semakin mentradisinya kebiasaan minum kopi di sana. Ini mengakibatkan harga kopi terus melonjak. Tengok saja, harga kopi robusta pengiriman Mei 2011 di bursa NYSE LIFFE London per awal Januari 2011 sebesar US$ 2.114/Metrik Ton (MT). Bandingkan dengan harga pada awal Juli 2010 yang masih di kisaran US$ 1.685/MT. "Kenaikan harga membuat nilai ekspor Januari kemarin melesat tajam," jelas Rachim ketika dihubungi KONTAN, Rabu (6/4).

Muchtar Lutfi, Kepala Penelitian & Pengembangan AEKI Lampung, mengatakan selain faktor harga, naiknya ekspor ini juga ditopang oleh kelebihan persediaan (over stock) pada akhir tahun lalu. Biasanya, para eksportir menumpuk stok terlebih dahulu pada bulan November-Desember. Pasokan yang belum sempat diekspor itulah yang kemudian berkontribusi pada ekspor pada Januari kemarin.

Muchtar juga menduga ada pasokan biji kopi yang masuk dari Vietnam. Eksportir Indonesia mengambil biji kopi dari sana untuk kemudian diekspor ke luar. Ini membuat persediaan kopi Indonesia yang siap ekspor meningkat tajam pada Januari kemarin. "Wajar jika ekspor kita naik sangat tajam," kata Muchtar kepada KONTAN.

Produksi bisa turun 50%

Sayangnya, kinerja ekspor yang sangat tinggi di Januari kemarin diprediksi tidak akan berlangsung lama. Muchtar memprediksi ekspor kopi di bulan-bulan selanjutnya akan turun seiring penurunan produksi kopi nasional. Produksi kopi tahun ini diperkirakan bakal turun 30%-50% menjadi sekitar 300.000 ton saja. Padahal, tahun lalu produksi kopi nasional masih bisa mencapai 600.000 ton.

Faktor cuaca yang terlampau basah menjadi penyebabnya. Muchtar bilang, dalam beberapa bulan terakhir banyak perkebunan kopi seperti di Lampung, Sumatera Utara dan Bengkulu yang gagal berbuah akibat terus diguyur hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×