kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Makanan Minuman Bisa Turun


Selasa, 03 November 2009 / 08:42 WIB
Ekspor Makanan Minuman Bisa Turun


Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kendati industri makanan dan minuman di dalam negeri tetap tumbuh, rupanya tidak demikian dengan kemampuan ekspornya. Gara-gara dampak krisis ekonomi global tahun lalu, kalangan industri makanan dan minuman memperkirakan ekspor sektor tersebut pada 2009 ini akan turun sekitar 5%, menjadi hanya US$ 2,84 miliar. Tahun lalu ekspor sektor tersebut US$ 2,997 miliar.

Selama ini pasar ekspor produk makanan dan minuman Indonesia sebagian besar tertuju ke Amerika Serikat dan Eropa yang terimbas krisis cukup parah. "Jadi, pemulihan ekspor kita pun menyesuaikan negara-negara tersebut," ujar Franky Sibarani, Ketua Bidang Regulasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), (2/11).

Penurunan tersebut terutama terjadi pada ekspor makanan olahan, khususnya di sektor perikanan. Pembeli asing, menurut Franky, mengubah pesanan mereka agar bisa lebih efisien dalam harga maupun volume. Itu merupakan strategi mereka untuk menyiasati daya beli masyarakat setempat.

Ambil contoh, ungkap Franky, pesanan udang beku olahan yang selama ini termasuk salah satu produk unggulan Indonesia. "Jika sebelumnya, pembeli membeli udang beku per kilogram terdiri dari dua ekor udang, kini negara-negara pemesan menghendaki setiap kilogram berisi empat ekor udang dengan ukuran yang lebih kecil," jelasnya.

Meski realisasi ekspor turun 5% , Franky menilai perolehan ekspor di kisaran US$ 2 miliar masih cukup baik. Penilaian itu dia lontarkan lantaran melihat beratnya hantaman krisis terhadap ekspor industri makanan dan minuman.

Dari catatan Gapmmi, selama kurun Januari - Mei 2009, nilai ekspor makanan dan minuman turun 30% dibandingkan periode yang sama di 2008. Dari US$ 1,2 miliar menjadi US$ 840 juta. "Untuk keseluruhan nilai ekspor tahun ini pasti minus sekitar 5%. Ekspor baru akan membaik pada semester pertama tahun 2010 mendatang," lanjut dia.

Ternyata, tak semua produk mengalami penurunan. Franky bilang, ekspor beberapa produk makanan atau minuman justru masih baik. Sebutlah, produk berbahan dasar kopi dan coklat. Selain faktor loyalitas pelanggan, produk-produk tersebut memang harus menggunakan bahan baku yang tak mudah dijumpai di setiap negara.

Sribugo Suratmo, Corporate Communication PT Mayora Indah membenarkan ini. Beberapa produk permen dan kopi buatan Mayora memiliki pasar yang cukup setia di luar negeri. Selain itu, beberapa produk olahan Mayora memang hanya dipasarkan di luar negeri. "Biasanya produk olahan kopi atau coklat memang paling banyak diminati di luar negeri," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×