Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Hingga kuartal satu kemarin, EMC Corporation menguasai pangsa pasar 35% di industri backup recovery global. EMC menargetkan pangsa pasar ini bisa naik menjadi sekitar 50%.
Manajer Negara EMC Indonesia, Adi Rusli mengatakan, prospek industri backup recovery ke depannya sangat menjanjikan. "Ketika produksi tumbuh lima kali lipat, maka perusahaan membutuhkan pertumbuhan backup 30 kali kapasitas produksi," ujar Adi.
Lagipula, data yang telah terpakai jarang dihapus. Data ini biasanya disimpan hingga bertahun-tahun. Keyakinan EMC ini dikukuhkan oleh riset Gartner Inc yang memprediksi pata tahun 2012 nanti, teknologi deduplikasi akan digunakan pada 75% sistem backup.
Melihat industri backup recovery yang prospektif, EMC memperkenalkan storge dengan teknologi deduplikasi, yakni EMC Data Domain Global Deduplication Array (GDA). Deduplikasi merupakan teknologi yang mampu meniadakan terjadinya pengulangan data pada storage sehingga penggunaan media penyimpanan dapat optimal dan efisien.
EMC mengklaim teknologi deduplikasinya bisa meminimalisir konsumsi listrik, suhu panas, dan daya pendingin storage. Penggunaan deduplikasi alias administrasi tape juga bisa menghemat biaya. "Biaya administrasi tape hanya memakan 15% biaya backup," ujar Adi. Deduplikasi juga bisa mengurangi biaya bandwith. Dalam pemakaiannya, GDA dapat menerima file database ukuran besar dengan cepat. Di saat istirahat GDA bisa melakukan enkripsi.
Lini produk backup recovery EMC terdiri dari EMC Data Domain, EMC Avamar, EMC Networker, dan EMC Disk Library. Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, AS ini telah menginstal 5.000 sistem dengan kapasitas 13.000 petabit (PB) di seluruh dunia. Sampai saat ini EMC memiliki 40.000 pelanggan dan 5.000 mitra.
"Dari semua lini produk backup recovery, EMC berharap produk Data Domain dan Avamar tumbuh paling cepat," ujar Komisaris Utama EMC, Joe Tuci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News