Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Secara bisnis, sejumlah emiten yang bergerak di industri kimia menunjukkan kinerja yang bervariasi sepanjang paruh pertama tahun ini. Merujuk laporan keuangan, pemain utama di sektor industri petrokimia, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengalami lonjakan pendapatan.
Emiten dari Grup Barito milik taipan Prajogo Pangestu ini mampu membalikkan rugi menjadi kembali meraih laba bersih.
Selain dampak dari strategi ekspansi dan diversifikasi bisnis, kontribusi segmen kimia sebagai pilar bisnis utama TPIA juga mengalami pertumbuhan signifikan.
Pendapatan dari segmen kimia TPIA melejit 118,5% secara tahunan dari US$ 819,3 juta menjadi US$ 1,79 miliar. Pendongkrak kinerja TPIA secara keseluruhan adalah akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. dari Shell pada 1 April 2025.
Baca Juga: Intip Strategi dan Peluang Emiten Industri Kimia di Tahun 2025
Akuisisi tersebut memungkinkan TPIA untuk memasuki bisnis kilang serta memperluas lini produk di segmen kimia.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Pacific, Suryandi mengungkapkan segmen bisnis kimia TPIA menunjukkan kinerja operasional yang solid pada semester I-2025.
"Produksi dan penjualan produk berjalan stabil, dengan pemanfaatan fasilitas produksi yang optimal untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan regional. Untuk memperkuat kinerja, sejak awal tahun Chandra Asri Group telah melakukan diversifikasi dan transformasi bisnis ke sektor energi, kimia dan infrastruktur," kata Suryandi.
Meski moncer di paruh pertama, tapi TPIA menyadari bahwa sektor petrokimia sedang menghadapi banyak tantangan. Terutama datang dari faktor global seperti volatilitas harga bahan baku dan ketidakpastian geopolitik.
Di tengah tantangan tersebut, Suryandi berharap ada dorongan dari pasar dalam negeri, dengan ekspektasi stabilitas pertumbuhan ekonomi dan konsumsi masyarakat.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan konsumsi masyarakat, kebutuhan produk petrokimia di berbagai sektor industri hilir diperkirakan akan meningkat," kata Suryandi.
Emiten yang bergerak di bisnis bahan kimia, PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) juga mengalami kenaikan kinerja. Penjualan CHEM tumbuh 13,48% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 106,97 miliar pada semester I-2025.
Direktur Chemstar Indonesia, Wenty Akbar Rasjid membeberkan pendapatan CHEM berasal dari tiga bisnis unit. Meliputi bahan kimia untuk sektor tekstil, pertanian (agro) dan energi.
Baca Juga: Simak Kinerja Emiten Kimia pada Kuartal Pertama dan Strateginya pada 2025
Wenty menyoroti permintaan bahan kimia untuk sektor tekstil yang sedang tertekan. Omzet CHEM dari sektor tekstil mengalami penurunan sekitar 20%. "Untuk industri tekstil saat ini dalam tekanan yang sangat berat. Namun untuk industri energi dan agro, peluang masih terlihat cerah," kata Wenty.
Dus, fokus CHEM pada semester II-2025 adalah menggali peluang dari permintaan di sektor energi dan agro di pasar dalam negeri. Peluang di sektor agro terdorong oleh upaya pemerintah mencapai swasembada pangan.
Sedangkan penopang di sektor energi adalah target untuk meningkatkan lifting minyak. "Outlook kimia di industri agro dan energi masih cerah, namun juga harus tingkatkan inovasi dan berkompetisi dengan produk-produk yang mengandung high-tech faktor," terang Wenty.
Direktur & Corporate Secretary PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) Suresh Vembu juga melirik peluang dari permintaan produk kimia dari industri dalam negeri. Suresh mengatakan bahwa bisnis kimia dasar AKRA melayani industri-industri kritikal yang berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
AKRA pun secara intensif meningkatkan kapasitas tank terminal di lokasi-lokasi strategis sesuai kebutuhan pelanggan industri.
"Kami memastikan pasokan yang berkelanjutan bagi pelanggan, karena ketersediaan supply adalah faktor krusial di tengah persaingan global dan kondisi ekonomi yang kompetitif," ungkap Suresh.
Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) Meramu Aneka Strategi Bisnis
Peluang lain datang dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik.
Suresh menyampaikan, KEK JIIPE Gresik terus berkembang menjadi ekosistem industri, khususnya di sektor pengolahan hilir tembaga, kimia, dan energi terbarukan.
Perkembangan ini membuka peluang bagi AKRA untuk menambah pelanggan baru di segmen kimia dasar.
"Tim manajemen secara proaktif menangkap peluang dari pelanggan baru, terutama yang terlibat dalam program hilirisasi mineral dan pengembangan ekosistem industri tembaga, kimia, serta energi terbarukan di KEK JIIPE Gresik," terang Suresh.
Selanjutnya: Sebulan Harga Naik 2,05% Harga Emas Antam Hari Ini Terseok (11/8/2025)
Menarik Dibaca: Melorot, Harga Emas Antam Turun Hari Ini Senin 11 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News