kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Emiten Teknologi dan E-commerce Masih Terbelit Kerugian, Ini Tanggapan idEA


Rabu, 06 November 2024 / 20:00 WIB
Emiten Teknologi dan E-commerce Masih Terbelit Kerugian, Ini Tanggapan idEA
ILUSTRASI. idEA memberikan pandangan terhadap penyebab kinerja emiten ecommerce dan teknologi yang masih dililit kerugian per September 2024.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memberikan pandangan terhadap penyebab kinerja emiten ecommerce dan teknologi yang masih dililit kerugian per September 2024. 

Budi Primawan Sekretaris Jenderal idEA melihat fluktuasi kinerja emiten e-commerce seperti Bukalapak (BUKA), Blibli (BELI), dan Tokopedia (GOTO) bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti persaingan ketat. 

"Industri e-commerce pada umumnya, dan industri e-marketplace pada khususnya, di Indonesia sangat kompetitif, dengan banyak pemain yang berlomba menawarkan layanan terbaik. Persaingan ini sering memaksa perusahaan untuk memberikan diskon dan promosi yang agresif, yang bisa saja ikut menekan margin keuntungan," jelas Budi Primawan kepada Kontan, Rabu (6/11). 

Ia melanjutkan, penyebab lain yang menyebabkan kinerja emiten teknologi masih sangat terbebani adalah investasi besar untuk pertumbuhan. Menurut Budi, perusahaan e-commerce sering melakukan investasi signifikan dalam teknologi, logistik, dan pemasaran untuk memperluas pangsa pasar. 

Baca Juga: E-commerce Dihantui Penurunan Daya Beli

Budi menilai, meskipun strategi ini dapat meningkatkan pendapatan, namun hal tersebut juga dapat meningkatkan biaya operasional dan mempengaruhi profitabilitas dalam jangka pendek.

Selanjutnya, penyebab kerugian yang masih membelit emiten ecommerce adalah adanya penyesuaian perilaku konsumen.  Menurut idEA, setelah lonjakan belanja online selama pandemi, terdapat penyesuaian kembali dalam perilaku konsumen yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan penjualan. 

"Meskipun tren dan perilaku belanja online masih kuat, tapi bagi konsumen sekarang makin banyak pilihan untuk belanja, baik offline maupun online di luar marketplace," imbuhnya.

Mengenai distribusi pasar e-commerce, lanjutnya, meskipun penetrasi internet dan adopsi belanja online terus meningkat, terdapat perbedaan dalam akses dan penggunaan di berbagai wilayah Indonesia. Budi memperhatikan bahwa kota-kota besar cenderung memiliki adopsi e-commerce yang lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pasar secara keseluruhan.

Lebih lanjut, untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan kinerja, perusahaan e-commerce dapat berfokus pada beberapa strategi utama. Di antaranya adalah, dengan memperhatikan tren belanja. 

"Mengikuti perkembangan tren belanja dan pola konsumsi konsumen adalah hal yang sangat penting. Dengan memahami apa yang sedang diminati konsumen, perusahaan bisa lebih efektif menyesuaikan produk dan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah," urai Budi. 

Lalu, fokus pada pelanggan. Membangun hubungan yang lebih mendalam dengan pelanggan adalah langkah kunci bahkan jika perlu, fokus pada segmen pasar tertentu yang memiliki potensi tinggi dalam meningkatkan loyalitas, seperti konsumen dengan pola belanja berulang atau segmen yang cenderung memiliki daya beli lebih tinggi. Budi menilai program loyalitas, personalisasi, dan pelayanan yang unggul bisa menjadi pembeda yang signifikan.

Selanjutnya, melakukan inovasi produk dan layanan dengan terus mengembangkan produk atau fitur baru yang relevan dengan kebutuhan pelanggan saat ini sangat penting. Inovasi, baik dalam bentuk pengalaman berbelanja yang lebih baik atau solusi yang memudahkan konsumen, bisa memberikan nilai tambah yang berbeda di pasar yang kompetitif.

Lalu strategi yang dapat dilakukan adalah mendiversifikasi  pendapatan, dengan menjelajahi sumber pendapatan baru adalah langkah strategis yang penting. Hal ini bisa mencakup layanan keuangan digital, iklan, atau kemitraan strategis dengan sektor lain. 

Dengan memperluas layanan, perusahaan bisa menciptakan aliran pendapatan yang lebih stabil dan tidak terlalu bergantung pada satu sumber utama,

Dengan pendekatan ini, pebisnis di sektor e-commerce memiliki peluang untuk mengoptimalkan kinerja dan mencapai profitabilitas jangka panjang.

"Harapan bagi pebisnis di sektor e-commerce adalah bahwa dengan strategi yang tepat dan adaptasi terhadap dinamika pasar, mereka dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas. Selain itu, dukungan kolaborasi dan komunikasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam hal regulasi dan infrastruktur akan sangat membantu dalam menciptakan ekosistem e-commerce yang sehat dan berkembang," ujarnya. 

Baca Juga: idEA Dorong Pemerintah Buka Ruang Kolaborasi Majukan E-Commerce dan Ekonomi Digital

Selanjutnya: Sedang Dibahas, ini Masukan Ekonom Soal Besaran Ideal Kenaikan Upah Minimum di 2025

Menarik Dibaca: Daftar Bahan Dapur di Rumah yang Punya Manfaat untuk Perawatan Tanaman Hias

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×