Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap optimistis target produksi batubara nasional tahun ini bisa tercapai, meski nilai dan volume ekspor tercatat menurun.
Kementerian ESDM memproyeksikan, produksi batubara 2025 akan menembus lebih dari 700 juta ton.
"(Produksi sampai akhir tahun kami proyeksikan) 700 (juta) something," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno ditemui Kementerian ESDM, Kamis (7/8/2025).
Sementara itu, melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI) per 7 Agustus 2025 menunjukkan, realisasi produksi batubara nasional telah mencapai 430,77 juta ton atau 58,25% dari target nasional sebesar 739,56 juta ton.
Baca Juga: Tren Harga Batubara Turun, Ekonom Proyeksikan Target PNBP 2025 Tak Capai Target
Namun di sisi lain, sektor ekspor masih menghadapi tekanan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor batubara selama semester I-2025 mencapai US$ 11,97 miliar, turun 21,09% secara tahunan (year on year/YoY).
Penurunan juga terjadi dari sisi volume, yakni sebesar 6,33% YoY menjadi 184,19 juta ton, dengan rata-rata harga ekspor US$ 64,99 per ton atau anjlok 15,86% YoY.
Penurunan ini sejatinya sudah diprediksi, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, produksi dan ekspor batubara Indonesia di 2025 memang sejak awal diproyeksi akan lebih rendah dibandingkan tahun 2024.
Saat ini, batubara global tengah mengalami kelebihan pasokan terutama dari China, India dan Mongolia. Kondisi ini menurut Hendra bahkan akan terus berlanjut hingga 2026.
"Secara umum kondisi pasar batubara termal dunia atau global mengalami oversupply. Hal itu sejak 2024 dan diperkirakan kondisi tersebut berlanjut hingga 2026," katanya kepada Kontan, Minggu (3/8/2025).
"Tiongkok dan India sendiri produksi mereka di 2024 mencatat rekor tertinggi." imbuhnya lagi.
Dalam catatan Kontan, Hendra juga pernah menyebut tidak mudah mengalihkan tujuan ekspor batubara sekarang karena para importir utama, justru meningkatkan produksi batubara mereka.
Baca Juga: Indonesia Juara Satu Ekspansi Tambang Batubara di Asia Tenggara
"Pasar batubara termal terbesar saat ini masih China, India, negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara," ungkapnya.
Disisi lain, dalam catatan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) ekspor batubara Indonesia tahun ini di target mencapai 500 juta ton. Target ini lebih rendah dari pencapaian sepanjang tahun 2024 lalu sebesar 555 juta ton.
"Untuk target ekspor tahun ini 500 juta ton atau 67,6 % dari produksi, sedangkan realisasi nya hingga hingga Juni 2025 kita sudah ekspor sekitar 238,64 juta ton atau 47,7% dari target ekspor tahun ini," ungkap Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif APBI Gita Mahirani.
Gita sebelumnya juga mengebut, mayoritas ekspor batubara Indonesia ke pasar utama, China hampir 60% adalah batubara dengan nilai kalori 3000- 4200 GAR atau kategori kalori rendah.
Di sisi lain, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengungkap adanya pergeseran permintaan dari importir, saat ini China lebih memilih mengimpor batubara kalori tinggi.
Baca Juga: Ekspor Batubara Indonesia Turun 21,09% di Semester I-2025
"Pembeli China mengalihkan pembeliannya dari batubara kalori rendah ke batubara kalori tinggi bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena dengan harga batubara yang turun, maka mereka akan mendapatkan keuntungan dari batubara kalori tinggi yang harganya rendah tersebut," ungkap Menurut Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Dalam kesimpulannya, Sudirman bilang Indonesia akan menghadapi tantangan ekspor batubara hingga akhir tahun ini, jika keputusan importir besar seperti China tidak berubah.
"Target ekspor sebesar 500 juta ton ini akan benar-benar menghadapi tantangan jika situasi di China tetap sama seperti sekarang," tambahnya.
Selanjutnya: Kementerian ESDM: Sumur Minyak Rakyat Butuh Program Pembinaan Selama Empat Tahun
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Warna Lipstik yang Membuat Wajah Cerah Menurut MUA Internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News