Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT East West Seed Indonesia (Ewindo) berencana menggenjot penjualan benih melon jenis rock melon. Setidaknya, tahun ini perusahaan berharap bisa menjual benih melon hingga 400 kilogram (kg).
Afrizal Gindow, Direktur Sales and Marketing PT East West Seed Indonesia, mengungkapkan, sejak tahun lalu perusahaan ini sudah merintis pengembangan benih melon jenis ini. "Tahun ini setidaknya kami mau memenuhi 10% dari kebutuhan yang ada di pasar," ujar Afrizal, kemarin.
Ia menambahkan, melon jenis ini memiliki ukuran buah besar dengan urat yang jelas. Melihat pangsa pasar yang terbuka dengan prospek yang cukup bagus, Afrizal berharap tahun ini perusahaan bisa menjual benih rock melon dengan merek dagang Amaris ini sekitar 200 kg–400 kg.
Selain buah yang besar, benih melon ini diklaim tahan penyakit dan memiliki rasa manis lantaran tak perlu disemprot dengan zat pematang buah atau etilen. Dengan begitu, "Petani tidak perlu menambah biaya semprot atau tenaga," kata Afrizal.
Klaim keunggulan lainnya, daun tanaman melon ini tetap berwarna hijau meski melon sudah matang, sehingga daun tanaman ini tetap bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Tingkat produktivitas melon jenis ini mencapai sekitar 20 ton–30 ton per hektare (ha).
Sebagai catatan, setiap ha membutuhkan benih sekitar 400 gram. Sayangnya Afrizal enggan mengungkap harga jual benih tersebut.
Selain melon, perusahaan ini juga mengembangkan benih bawang merah dengan metode bibit. Maklum saja, selama ini petani banyak menggunakan benih bawang merah yang berupa umbi.
Tahun lalu, penjualan benih bawang merah Tuk-Tuk Ewindo mencapai 2,5 ton, naik sekitar 316,6% dari tahun 2012 yang hanya 600 kg. "Tahun 2014 target penjualan benih bawang merah Tuk-Tuk juga 2,5 ton," kata Afrizal.
Kenaikan penjualan benih bawang merah ini ditopang oleh peralihan cara tanam petani. Petani kini tidak lagi menanam dengan menggunakan umbi. Sebab, membudidayakan bawang merah dengan bibit lebih murah.
Sebagai perbandingan, jika menggunakan umbi, petani harus merogoh kocek hingga Rp 45 juta per ha. Tapi, jika menggunakan biji benih, biaya yang dikeluarkan petani hanya Rp 4,8 juta per ha.
Tahun lalu Ewindo juga menyiapkan rumah kaca (greenhouse) untuk mengembangkan benih tomat seluas 3 ha. Tahun ini hasil benih tomat dari pengembangan tersebut mulai diekspor. "Mau mengejar kerjasama dengan Belanda," katanya. Catatan saja, Ewindo telah bekerjasama dengan sebuah perusahaan Belanda untuk memproduksi benih tomat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News