kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ewindo genjot jualan benih bawang merah


Kamis, 23 Mei 2013 / 19:07 WIB
Ewindo genjot jualan benih bawang merah


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sedang mengembangkan benih bawang merah hibrida untuk menggenjot penjualan. Benih baru itu diharapkan mampu menaikkan pangsa pasar benih bawang merah hingga 10% kebutuhan nasional dalam lima tahun ke depan.


Ewindo melihat potensi pasar benih bawang merah di Indonesia sangat besar. Dengan luas areal tanam bawang merah yang mencapai 80.000 hektare (ha), dibutuhkan pasokan benih bawang merah  mencapai 320 ton per tahun.


Dari potensi itu, tahun ini target penjualan benih bawang merah hanya 1 ton. Jumlah itu dua kali lipat dibanding realisasi penjualan tahun lalu 500 kg. Glenn Pardede, Managing Director Ewindo bilang, pasar benih bawang merah masih terbuka. "Harga bawang merah ritel masih tinggi," katanya, Selasa (21/5).


Saat ini Ewindo masih memasarkan benih bawang merah dengan merek Tuk Tuk. Tuk Tuk menjadi benih bawang merah pertama di Indonesia. Selama ini petani kebanyakan masih pembudidayaan bawang merah dengan menggunakan umbi bukan benih.


Tuk Tuk, menurut Glen, diimpor dari partner usaha di luar negeri, seperti dari Afrika Selatan dan Chili. Menurutnya pengembangan benih bawang merah di Indonesia masih terkendala kondisi iklim yang kurang mendukung.


Sedangkan benih bawang merah hibrida yang baru dikembangkan Ewindo diberi nama San Ren. Varietas baru ini, menurut Glenn, masih belum akan dilepas ke pasar dalam waktu dekat.

Menurut Glenn, dibandingkan umbi, penggunaan benih bawang merah lebih murah. Harga benih bawang Ewindo dibanderol Rp 1 juta per kilogram (kg) dan per hektare lahan membutuhkan benih setidaknya 4 kg.


Sementara jika menggunakan umbi, diperlukan setidaknya 500 kg umbi bawang merah per ha. Dengan perhitungan itu, maka total biaya yang harus dikeluarkan petani untuk satu hektare lahan mencapai Rp 45 juta.


Produktivitas benih bawang merah juga lebih tinggi bila dibandingkan bibit konvensional. Produksi bawang merah dengan umbi hanya 10 ton per ha sedangkan benih mencapai 30 ton per ha.


Direktur Sales and Marketing Ewindo, Afrizal Gindow menambahkan,  benih bawang merah sudah dipasarkan Ewindo sejak 2006. Namun akibat persepsi petani yang menilai penanaman lewat biji atau benih terlalu rumit maka penjualannya terus menurun. "Tahun 2007 penjualan kita bisa tiga kali lipat target sekarang," katanya.


Masa tanam benih bawang merah memang membutuhkan waktu lebih lama sekitar 90 hari, dibanding umbi 60 hari. Benih bawang juga tidak bisa langsung ditanam karena harus disemai dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×