kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaikindo berharap Pelabuhan Patimban bisa kompetitif di Asia Tenggara


Jumat, 20 November 2020 / 17:30 WIB
Gaikindo berharap Pelabuhan Patimban bisa kompetitif di Asia Tenggara
ILUSTRASI. Pekerja mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan proyek Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) Yohannes Nangoi meminta pemerintah memperhatikan aspek cost competitiveness Pelabuhan Patimban. Hal ini agar Pelabuhan Patimban bisa kompetitif setidaknya di tingkat regional Asia Tenggara (ASEAN).

“Otomatis cost competitiveness jangan dilupakan, kami tidak minta muluk – muluk, paling tidak bisa berkompetisi di ASEAN, dibandingkan dengan pelabuhan pengiriman di Thailand maupun pelabuhan pengiriman di Vietnam maupun di Malaysia, atau Singapura. Kita harus bisa kompetitif, kalau cost competitiveness-nya tidak kompetitif, tentunya akan jadi berat bagi kita,” kata Yohannes dalam diskusi virtual, Jumat (20/11).

Yohannes menuturkan, terdapat sejumlah aspek yang harus dipenuhi agar Pelabuhan Patimban bisa jadi kompetitif. Pertama, akses jalan tol ke Pelabuhan Patimban. Ia meminta agar jalan tol ke arah Patimban bisa segera beroperasi. Hal ini kaitannya dengan proses pengiriman barang ke luar wilayah Pulau Jawa maupun untuk ekspor ke luar negeri.

Baca Juga: Hutama Karya menggarap proyek Dermaga Terminal BBM di Kaltim milik Pertamina

Ia mencontohkan, jika perusahaan otomotif ingin melakukan ekspor mobil sebanyak 5000 mobil melalui Pelabuhan Patimban, maka dibutuhkan setidaknya 1000 truk logistik untuk mengangkutnya.

Truk logistik membutuhkan akses jalan tol ke Pelabuhan Patimban. Sebab, jika melalui jalan biasa akan berdampak pada lamanya waktu untuk proses pengiriman barang ke Pelabuhan Patimban.

“Kalau jalannya belum masuk jalan tol maka akan sangat lambat sekali. Apalagi kalau jalan tersebut masih jalan bukan tol dimana kendaraan – kendaraan trailer ini akan lalu lalang di situ, mungkin penduduk setempat akan gelisah juga. Dan juga kalau berpapasan jadi lambat semuanya. Sehingga kami akan sangat tergantung daripada kesiapan jalan tol menuju Patimban. Kalau tidak ada jalan tol akan sangat berat,” ujar dia.

Kemudian, fasilitas pendukung yang memadai seperti listrik, komunikasi serta transisi data yang baik. Tersedianya stock yard dan pergudangan dengan keamanan yang baik. Selain itu, waktu bongkar muat yang cepat dengan administrasi yang terpadu.

Baca Juga: Pemerintah ajak industri otomotif optimalkan keberadaan Pelabuhan Patimban

“Karena kebayang kalau kita mesti muatin 5000 kendaraan kita harus kirim kendaraan – kendaraan tersebut ke Patimban, ditaruh di stock yard dan waktu bersamaan akan mulai masuk ke dalam kapal. Ini tentunya suatu kerja yang cukup besar, termasuk juga bea cukai dan segala macam yang baik,” tutur Yohannes.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Pelabuhan Patimban salah satunya memang bertujuan untuk mendukung ekspor – impor industri otomotif. Ia berharap, akan ada industri di sekitar Pelabuhan Patimban. Sebab, semakin dekatnya industri dan pelabuhan, maka terjadi efisiensi bagi logistik nasional.

“Diharapkan kita mulai soft opening Desember, InsyaAllah pak presiden bisa hadir, sehingga ini memberikan semangat bagi kita semua melaksanakan kegiatan yang mulia ini,” ujar Budi.

Baca Juga: Perluasan infrastruktur jalan tol dorong gairah properti di Bali

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, Pelabuhan Patimban memiliki nilai penting bagi pengembangan industri otomotif nasional. Sebab, Pelabuhan Patimban didedikasikan untuk jadi penghubung (HUB) besar dalam produksi kendaraan bermotor nasional maupun ekspor ke pasar global.

“Kami mengajak pelaku industri otomotif dan kendaraan motor maupun produsen komponen sparepart dan sampai industri bahan baku untuk menjadikan Patimban sebagai mitra strategis untuk kegiatan ekspor impor sehingga bisa jadi pusat perdagangan internasional,” ucap Achmad.

Selanjutnya: Garuda Indonesia (GIAA) raih restu penerbitan obligasi wajib konversi Rp 8,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×