Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (AAPGRI) menilai keputusan importasi garam bakal turunkan harga garam rakyat.
Jakfar Sodikin, Ketua AAPGRI mengaku, harga garam rakyat bakal terkoreksi bila pemerintah memutuskan untuk mengimpor garam dari India. Alasannya, karakteristik garam India mirip dengan garam Indonesia.
" Harga garam rakyat bisa anjlok karena harga jual garam impor akan jauh lebih murah," jelasnya. Asal tahu saja, harga garam impor paling mahal hanya mencapai sekitar Rp 600.000 per ton.
Tapi, petani garam masih akan menuai untung bila pemerintah memutuskan mengimpor garam dari Australia. Karena, garam asal negeri kanguru ini tidak cocok digunakan untuk kebutuhan industri rumah tangga seperti proses pengasinan, pemindangan, dan lainnya.
Di sisi lain, Ahmad Budiono, Direktur Utama PT Garam berharap harga garam dapat kembali stabil ke posisi Rp 450.000 - Rp 500.000 per ton. Berdasarkan pantauan KONTAN, harga garam saat ini sebesar Rp 1,3 juta per ton.
Sekadar informasi, di awal tahun ini, pemerintah akan mengimpor garam sekitar 220.000 ton untuk memenuhi kebutuhan selama Januari sampai Maret 2017.
Importasi garam ini dilakukan karena Pemerintah menganggap tahun 2016 merupakan tahun gagal panen garam sehingga produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan garam per tahun.
Sepanjang tahun lalu, total produksi garam nasional hanya sekitar 137.600 ton, dengan komposisi 112.000 ton garam rakyat dan 25.600 ton sisanya merupakan hasil produksi PT Garam.
Sebelumnya, Brahmantya Setyamurti Poerwadi, Direktur Jendral Pengolahan Ruang Laut mengaku, anjloknya produksi karena pengaruh tingginya curah hujan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News