Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
“FCA ini merupakan bukti keselarasan komitmen keberlanjutan kami yang sangat penting bagi PT Vale. Huayou telah membuktikan rekam jejaknya dalam konstruksi dan operasi HPAL di Indonesia,” jelasnya di Jakarta, Kamis (28/4).
Febriany yakin bahwa kedua pihak dapat menjadi pelengkap yang baik satu sama lain.
Kedua pihak akan menandatangani perjanjian-perjanjian definitif tidak lebih dari jangka waktu enam bulan setelah penandatanganan FCA ini.
Lantas, beberapa konstruksi yang telah dimulai melalui kegiatan pendahuluan yang dilakukan PT Vale akan tetap berjalan bahkan dipercepat dengan adanya kesepakatan ini dengan tujuan untuk menyelesaikan pembangunan dalam periode tiga tahun.
Baca Juga: Sumitomo Mundur, Vale Indonesia (INCO) Tetap Komitmen Jalankan Proyek Smelter Pomalaa
Presiden Komisaris PT Vale, Deshnee Naidoo menyatakan, FCA ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk mengembangkan sumber daya nikel Indonesia yang berkelas dunia.
Manajemen Vale Indonesia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk memperluas operasi di Indonesia dan mendukung masa depan negeri yang berkelanjutan sebagai perusahaan pertambangan yang terpercaya dan bertanggung jawab, menciptakan nilai dan peluang pada masyarakat di mana kami beroperasi.
Sebagai informasi, pembangunan smelter di Pomalaa bertujuan untuk memproses bijih nikel limonite dengan menggunakan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) yang menghasilkan produk yang dapat diolah menjadi bahan utama baterai mobil listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News