kontan.co.id
banner langganan top
Sabtu, 12 Juli 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Garmen impor kian marak, produksi garmen lokal anjlok


Senin, 09 Mei 2011 / 09:35 WIB
Garmen impor kian marak, produksi garmen lokal anjlok


Reporter: Yudo Widiyanto, Maria Rosita | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pakaian jadi asal China yang kian menyesaki pasar domestik telah memukul produksi garmen tingkat usaha kecil dan menengah (UKM) merosot. Beberapa dari mereka mengalami penurunan produksi 30-60% di kuartal I-2011 dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Permintaan barang dari pedagang di pasar rendah, maka produksi juga kami turunkan," ungkap Hasan Basri, pemilik perusahaan garmen PT Siemens Indonesia Muslimah, Minggu (8/5).

Dulu, Hasan rata-rata bisa memproduksi di atas 1.000 potong baju muslim per bulan. Namun karena pembeli di pasar sepi, Hasan menurunkan produksi baju muslim hanya 500-an potong per bulan.

Kondisi yang kurang lebih sama juga dialami Yudi Fauza, produsen pakaian anak-anak di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Pada kuartal I tahun lalu, Yudi masih bisa memproduksi 6.000 potong pakaian jadi. Namun di awal tahun 2011 ini, Yudi hanya memproduksi sebanyak 2.300 potong pakaian. "Permintaan di pasar Tanah Abang turun," ungkapnya.

Menurut Yudi, para pedagang pakaian mengurangi belanja barang dagangan darinya lantaran omzet juga terus menurun lantaran kalah bersaing dengan pedagang yang menjajakan pakaian impor yang harganya lebih murah. Bahkan, banyak pula pedagang pakaian yang beralih dan berjualan barang non-tekstil. "Pengaruhnya dari hilir, merembet ke hulu akhirnya semua terkena," tambahnya.

Menurut Yudi, penurunan bisa mencapai 60% dari kapasitas produksi total karena permintaan merosot. "Tepatnya dua bulan lalu kami mulai turunkan produksi hingga 60%, kami tidak bisa berbuat banyak," ungkapnya.

Bikin nilai tambah

Hasan Basri, yang juga adalah Ketua Majelis Pertimbangan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), mengatakan, permintaan akan garmen lokal menciut seiring dengan serbuan produk garmen impor, khususnya yang berasal dari China.

Menurut pengamatan Hasan, pangsa pasar tekstil impor di sejumlah pasar di Jakarta saat ini sudah di atas 60%. Kondisi ini, ujar Hasan sangat menyulitkan pengusaha garmen. Karena itu, dia berharap, pemerintah segera bertindak secara tegas untuk membatasi banjir produk garmen impor.

Yudi menambahkan, pengusaha garmen lokal seperti dirinya tidak bisa bersaing harga dengan garmen impor karena profit margin di bisnis ini terbilang sangat tipis.

Kalau kondisi seperti ini terus, menurut Yudi, tidak mustahil para produsen pakaian akan lebih memilih menjadi importir pakaian saja.
Untuk mencegahnya, ujar Gilarsi Wahju Setijono pemilik Shafira Corporation Enterprise, pemerintah perlu mengawasi masuknya pakaian impor, khususnya yang ilegal.

Agar bisa bersaing, Galarsi berusaha membuat desain pakaian yang kreatif. Dengan cara ini, dia tidak sekedar menjadi produsen dan penjual pakaian, Tapi menawarkan sesuatu nilai tambah sehingga produknya tetap mendapat tempat di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×