Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Komisaris Independen Garuda Indonesia Yenny Wahid menambahkan, Garuda Indonesia tidak akan menerbitkan utang baru untuk merespons pinjaman yang sudah jatuh tempo. Yenny menyebut, dirinya sudah meminta direksi untuk mencari alternatif pendanaan sehingga Garuda Indonesia tidak perlu menambah pinjaman baru.
“Tidak boleh ada penerbitan utang baru, karena hubungannya dengan covenant, tapi restrukturisasi, refinancing sebagainya silakan saja itu. Tapi tidak menerbitkan utang baru,” ucap Yenny.
Yenny menjelaskan, komisaris sudah memberikan batasan dan rujukan yang bisa digunakan direksi dalam mengambil keputusan. Nantinya, direksi diharapkan membuat rencana berdasarkan batasan yang sudah ditetapkan komisaris.
Baca Juga: Agar Pendapatan Tak Merosot karena Korona, Garuda Siapkan Rute Baru
Kendati demikian, ia juga memastikan kalau Garuda tak akan mengalami gagal bayar. Hal yang sama juga berlaku bagi keuangan perusahaan yang diyakini tak bakal terganggu. “Nanti kami lihat, direksi akan melaporkan rencana aksi korporasinya seperti apa. Dari situ kami lihat, apakah kami setujui atau tidak,” jelas dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, GIAA akan melakukan renegosiasi utang dengan para kreditur. Faktor yang akan menjadi alasan adalah kasus GIAA yang tengah bergulir.
"GIAA juga akan menata rute, mengingat rute yang untung hanya di dalam negeri, sementara di luar negeri hanya gengsi semata. Makanya garuda akan menata ulang," katanya.