kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Indonesia (GIAA) mencatat keterisian kargo tumbuh 75% hingga Juni 2021


Minggu, 08 Agustus 2021 / 18:33 WIB
Garuda Indonesia (GIAA) mencatat keterisian kargo tumbuh 75% hingga Juni 2021
ILUSTRASI. Salah satu upaya Garuda (GIAA) memperbaiki kinerja adalah memperkuat lini bisnis kargo dan charter di tahun ini.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus mengoptimalkan langkah percepatan pemulihan kinerja di tengah kondisi pandemi Covid-19. Salah satu upaya Garuda adalah memperkuat lini bisnis kargo dan charter di tahun ini. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, optimalisasi lini bisnis penunjang yang dijalankan Garuda di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi Covid-19. Dia berharap bisnis kargo dan charter mampu mendorong kinerja keuangan Garuda di tahun ini. 

Tercatat, sampai dengan bulan Juni 2021, Garuda mencatatkan pertumbuhan positif pada lini bisnis kargo. Tingkat optimalisasi keterisian kargo (cargo load factor) mencapai 75%. “Ini mengalami kenaikan dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 56%,” jelas Irfan kepada Kontan.co.id, Minggu (8/8). 

Garuda juga mencatatkan pemulihan traffic angkutan kargo hingga bulan Juni yang tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. “Tentunya pencapaian positif ini akan terus ditingkatkan dengan berbagai program dan langkah strategis perusahaan serta terus mengembangkan berbagai peluang bisnis kargo yang dapat dioptimalkan sebagai sumber pendapatan usaha,” tambah Irfan. 

Baca Juga: Turbulensi industri penerbangan berlanjut, maskapai masih aktifkan survival mode

Dengan pertumbuhan yang positif, dia menilai lini bisnis kargo masih menyimpan banyak potensi yang dapat terus dikembangkan. Apalagi, performa bisnis kargo Garuda di sepanjang tahun 2020 menunjukkan kinerja yang menjanjikan. 

Dengan demikian, Garuda pun memproyeksikan bisnis kargo udara akan meningkat signifikan di tahun-tahun mendatang. Hal tersebut dapat dilihat dari cargo market Garuda Indonesia bulan Mei 2021 yang meningkat hingga 77,7% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. 

“Peluang tersebut juga didukung dengan adanya pertumbuhan charter bisnis kargo, maupun proses distribusi alat kesehatan hingga vaksinasi yang bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional,” ungkap dia.

Baca Juga: Aercap batal gugat pailit, Garuda (GIAA) wajib relokasi terbang 9 pesawat  

Optimisme ini juga didorong oleh data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan tren positif aktivitas ekspor nasional sebesar 54,46% dibandingkan tahun sebelumnya. Melalui berbagai inisiatif tersebut, Garuda Indonesia optimistis mampu membukukan kinerja operasional kargo dengan catatan positif di akhir tahun 2021 mendatang. 

Garuda Indonesia berupaya terus mengoptimalkan berbagai inisiatif strategis yang dijalankan khususnya dengan memaksimalkan momentum akhir tahun. “Melalui perayaan Natal dan Tahun Baru yang tentu saja berdampak signifikan terhadap sektor e-commmerce maupun lini logistik penunjang lainnya yang berkenaan dengan trafik bisnis kargo udara,” ujar Irfan. 

Irfan menambahkan, di semester kedua 2021, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi dan rencana bisnis. Sejumah strategi GIAA misalnya penambahan kapasitas dan penyesuaian frekuensi penerbangan kargo, serta mengkaji lebih lanjut rute-rute potensial yang dapat mendukung perluasan konektivitas penerbangan khusus kargo baik domestik maupun regional. “Hal itu untuk melengkapi rute yang telah tersedia saat ini yaitu Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar-Hong Kong, dan Surabaya-Hong kong,” kata dia. 

Garuda masih belum berencana untuk menambah armada maupun memodifikasi armadanya. Pada April lalu, Garuda Indonesia telah mengonversi dua armada Airbus A330-300 menjadi passenger freighter cargo dengan menyesuaikan konfigurasi kursi penumpang pada upper deck atau cabin. GIAA juga menyesuaikan lantai upper deck untuk memaksimalkan seluruh area pesawat sebagai lokasi penyimpanan kargo selain di area lower deck/cargo compartment

Baca Juga: Maskapai Udara Terseok-seok, Garuda Merugi dan Lion Air Rumahkan Karyawan

Adapun setiap armada mampu mengangkut hingga 40 ton pada setiap penerbangannya. Sebagai pembanding, Di tahun lalu, Garuda juga turut mengoptimalkan kompartemen penumpang agar dapat meningkatkan jumlah angkutan kargo sesuai dengan ketentuan dan izin dari otoritas berwenang. 

Sehingga untuk saat ini Garuda Indonesia masih akan fokus memantau progress dari aktivitas kargo. Bila permintaan meningkat signifikan, Garuda tidak menutup kemungkinan akan menyiapkan berbagai infrastruktur tambahan layanan penerbangan dengan mempertimbangkan kebutuhan sasaran pasar baik untuk UMKM maupun komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Rugi Bersih US$ 384,35 Juta di Kuartal Pertama 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×