Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) tengah menjaga momentum pemulihan bisnis di tengah tekanan kinerja pada semester I-2025. Pun, perseroan tak muluk-muluk memasang target pendapatan tahun ini.
Mengingatkan kembali, kinerja top dan bottom line GMFI lesu pada paruh awal tahun, dengan pendapatan yang turun 17,33% year-on-year (YoY) menjadi US$ 178,95 juta dan laba bersih yang anjlok 34,15% yoy menjadi US$ 8,76 juta.
Corporate Communications PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk Rian Fajar menjelaskan penyebabnya. Ia bilang, slot perawatan yang semula dijadwalkan pada awal tahun bergeser ke semester II-2025. Dus, realisasi pendapatan baru akan terlihat pada paruh kedua tahun ini.
Baca Juga: Laba 2024 Naik, GMFI Putuskan Tak Bagi Dividen Demi Tutup Rugi Akumulasi
Di tengah kondisi itu, ia memastikan perseroan bakal tetap menjaga profitabilitas melalui langkah efisiensi biaya dan optimalisasi utilisasi fasilitas yang ada.
Saat ini, GMFI juga tengah menyiapkan aksi korporasi melalui rencana rights issue dan inbreng aset senilai Rp 5,56 triliun dari PT Angkasa Pura Indonesia (API). Perseroan meyakini tambahan modal tersebut bakal memperkuat struktur ekuitas GMFI yang semula negatif, serta meningkatkan kapasitas produksi dan operasional.
Lebih rinci, tambahan modal dari aksi itu bakal difokuskan untuk penguatan bisnis perawatan komponen, ekspansi ke sektor non-aviasi seperti energi dan transportasi, serta pengembangan fasilitas pendukung di Kertajati.
Selain itu, GMFI kini berencana menggarap proyek strategis Aerospace Park di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Saat ini, progresnya masih sampai tahap diskusi dan negosiasi intensif dengan pihak BIJB.
“Proyek ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadikan Kertajati sebagai hub MRO (Maintenance, Repair, & Overhaul) terpadu yang dapat menarik pelanggan internasional,” jelas Rian kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).
Baca Juga: GMF AeroAsia (GMFI) Bidik Pendapatan Rp6,79 Triliun Sepanjang 2025, Ini Strateginya
Dari sisi belanja modal, GMFI mengalokasikan capital expenditure (capex) senilai Rp 75 miliar untuk tahun penuh 2025. Hingga saat ini, sekitar 22% dari total anggaran telah direalisasikan dengan fokus untuk peningkatan kapabilitas perawatan komponen, modernisasi peralatan pendukung MRO, serta pengembangan infrastruktur untuk ekspansi jangka panjang.
"Untuk tahun penuh 2025, GMFI menargetkan pendapatan sekitar US$ 417 juta, dengan pertumbuhan yang diharapkan lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Rian.
Asal tahu saja, angka tersebut lebih rendah dari capaian tahun penuh 2024 di level US$ 421,22 juta, yang mana bertumbuh 12,86% yoy.
Dengan angka yang lebih rendah itu, perseroan optimistis target bisa tercapai seiring normalisasi proyek reaktivasi armada dan peningkatan permintaan layanan perawatan.
Meski begitu, Rian mengakui tantangan global masih membayangi industri penerbangan, terutama dari sisi rantai pasok dan volatilitas harga komponen. “Kami akan terus memperkuat efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, dan membangun kolaborasi strategis agar kinerja tetap terjaga dan bisnis tumbuh berkelanjutan,” tandasnya.
Selanjutnya: Industri Furnitur Melambat, HIMKI Usul Pemerintah Beri Insentif Ini
Menarik Dibaca: Promo Minyak Goreng Indomaret 9-15 Oktober 2025, Harumas 2 Liter Mulai Rp 34.600
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News