Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen fastener dan komponen, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berharap dapat terus meningkatkan kinerjanya memasuki tahun 2025. Selain fokus memperkuat penjualan di pasar lokal, emiten ini juga hendak meningkatkan ekspansinya di pasar global.
Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengatakan, secara umum permintaan komponen otomotif di segmen original equipment manufacturer (OEM) diperkirakan masih akan tumbuh kendati terdapat risiko pelemahan penjualan mobil nasional.
Potensi permintaan ini didukung oleh banyaknya calon konsumen baru yang belum dijangkau oleh produsen otomotif serta beberapa komponen baru yang dikembangkan untuk mendukung industri tersebut.
Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) Berupaya Perkuat Penjualan Ekspor Tahun Ini
Memasuki 2025, BOLT menargetkan untuk memperluas pangsa pasar dan basis konsumen, sehingga dapat membukukan pertumbuhan penjualan yang lebih baik.
Di samping itu, masih ada beberapa proyek berjalan terkait pembuatan komponen yang berpotensi diproduksi massal, sehingga BOLT berpeluang memperoleh tambahan pangsa pasar.
“Tahun ini kami menargetkan penjualan tumbuh high single digit, dengan perkiraan sekitar 8%,” ujar dia, Rabu (5/3).
BOLT juga berambisi melebarkan sayap bisnisnya di pasar global. Pada 2024 lalu, BOLT mulai berekspansi ke pasar Meksiko. Perusahaan ini juga berencana untuk memperluas pangsa pasar ekspornya di negara-negara Asia, Amerika, dan Eropa.
“Kami menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 15%—20% pada tahun 2025,” tutur dia.
Dalam catatan KONTAN, BOLT telah mengekspor produknya ke sembilan negara. Selain Meksiko, ada Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Jerman, India, Malaysia, dan Filipina.
Sejauh ini, Jerman menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi BOLT dengan kontribusi mencapai 50% dari total penjualan ekspor perusahaan itu.
Baca Juga: Garuda Metalindo Gunakan Panel Surya, Ini Potensi Penghematan Energi yang Diperoleh
Manajemen BOLT juga menyatakan, saat ini permintaan komponen untuk mobil listrik belum terlihat secara signifikan. Pasalnya, hampir seluruh mobil listrik di Indonesia belum diproduksi dengan komponen-komponen. Sebaliknya, mobil tersebut hanya melalui proses perakitan dengan mengandalkan komponen-komponen impor.
Tentunya dengan pemberlakuan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang semakin tinggi seiring berjalannya waktu, BOLT akan memperoleh peluang yang lebih besar untuk masuk ke segmen elektrifikasi.
“Kami siap untuk memenuhi permintaan pasar kendaraan listrik ketika nanti sudah diproduksi dengan komponen lokal,” imbuh Anthony.
BOLT juga senantiasa mengamati pergerakan kurs rupiah yang belakangan ini dalam tren melemah terhadap dolar AS. Pengamatan ini diperlukan agar BOLT bisa mengambil tindakan untuk memastikan margin keuntungan perusahaan tetap terjaga.
Untuk itu, BOLT berpotensi melakukan penyesuaian harga jual produk fastener atau komponen ketika terjadi kenaikan harga bahan baku sebagai imbas pelemahan kurs.
Selanjutnya: Catat Jadwal Buka Puasa Kota Makassar Hari ini (6/3) & Selama Bulan Ramadhan 2025
Menarik Dibaca: Le Minerale dan Masjid Istiqlal Bangun Kolaborasi Berkelanjutan, Ini Bentuknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News