kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GarudaFood ekspansi ke bisnis minuman kesehatan


Senin, 04 April 2011 / 17:58 WIB
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man types on a computer keyboard in front of the displayed cyber code in this illustration picture taken on March 1, 2017.REUTERS/Kacper Pempel/Illustration/File Photo


Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Test Test

JAKARTA. Setelah banyak berjualan makanan anak-anak, kini GarudaFood mulai merambah ke menjual produk-produk kesehatan. Aria Hermawan Marketing Manager SuperO2 PT GarudaFood Putra Putri Jaya mengatakan, produk kesehatan prospektif karena pemainnya masih sedikit. Selain itu, industri ini kian tumbuh saban tahun. "Kami siap pasarkan minuman kesehatan merek SuperO2 dengan berbagai kegiatan kampanye kesehatan tahun ini," ungkap Aria kepada KONTAN, Selasa (5/4).

Pasalnya Garuda Food baru saja menyelesaikan proses akuisisi salah satu perusahan minuman yakni PT Royal Kekaltama Beverages. Royal Kekaltama punya pabrik penyulingan air minum oksigen kemasan di Sukabumi. Garuda food mulai melakukan penjejakan bisnis selama tiga tahun. Pada tahun 2010 lalu akhirnya Garuda Food berhasil membeli saham Royal lebih dari 60% melalui anak usahanya PT Pharmawell International."Sekarang kami menjadi mayoritas dan memimpin usaha penjualan minuman kesehatan," ungkapnya.

Stelah akuisisi tersebut, Garuda Food tahun ini fokus untuk jualan minuman kesehatan dengan merek SuperO2. Ciri khas SuperO2 adalah minuman kemasan yang dengan proses tertentu di beri kandungan oksigen. Produk ini mirip dengan minuman kemasan merek Air Oxy yang lebih dulu dijual PT. Central Java Daya Wiguna. Dibandingkan dengan air mineral biasa seharaga Rp 2500-3000 per botol, Garuda Food menjualnya dengan harga Rp 4000 perbotol. "Ada kasihat kesehatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit," ungkap Aria.

Menurut Aria, Garuda Food tertarik berjualan ini karena pasar yang masih sepi pemain. Selain merek Air Oxy, hanya segelintir yang berkompetisi. Aria menuturkan dalam satu tahun pasar industri minuman kemasan kesehatan yang mengandung oksigen bisa mencapai Rp 300 miliar. Masyarakat yang semakin sadar kesehatan pun diprediksi akan membuat angka ini terus bertumbuh hingga 30%."Pasar masih akan terus tumbuh karena itu kami berani jualan," ungkapnya.

Sayang Aria enggan menyebut target penjualan. Yang jelas, dia optimistis penjualan bisa melebihi pertumbuhan pasar minuman beroksigen yakni diatas 30%. Berbeda dengan segment minuman lain, jenis minuman ini mengincar segmen konsumen dewasa atau 25 tahun ke atas dengan level ekonomi menengah keatas. Pola jualan ini memang baru buat Garuda Food karena selama ini mengincar snack untuk anak-anak.Pasarnya juga untuk korporat seperti perkantoran,pelanggan hotel, apotek, dan sport center."Pasarnya korporat," ungkapnya.

Namun seperti langkah penjualan Garuda Food yang menyasar pasar ekspor minuman ini juga di jual ke berbagai negara. Negara-negara yang diincar adalah Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia. Garuda Food juga mengandeng anak usahanya PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS) untuk distribusi. Dengan keluarnya produk ini, Garuda Food perlahan merubah portofolio marketing dan produknya dengan tema-tema kesehatan. "Nanti ada produk -produk baru dengan tema kesehatan, namun kami belum bisa sebut," tuturnya.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Franky Sibarani mengakui, permintaan minuman dalam kemasan gelas tumbuh cepat. Bahkan, pasarnya lebih stabil ketimbang produk makanan. Tahun lalu, pasar minuman siap saji tumbuh 10%, sementara pasar makanan hanya tumbuh 3%. Dari sisi konsumen, harga yang murah menjadi alasan mereka menyukai produk ini. “Kemasannya juga cukup fleksibel karena sekali minum langsung buang,” kata Franky.

Franky bilang produsen juga tak banyak berinvestasi. Selain itu, kemasan plastik lebih menghemat biaya. Ini sangat berbeda dengan kemasan tetra pack yang membutuhkan peralatan lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×