Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Menurut Christin, pergerakan harga saham TGRA yang kurang wajar lebih karena dampak isu yang beredar di pasar modal. Ambil contoh, beredar isu bahwa salah satu pemilik saham TGRA adalah bos PT Hanson International Tbk (MYRX) yaitu Benny Tjokrosaputro.
"Kami sudah membuka data dan terbukti bahwa tidak ada satu lembar pun saham Terregra yang dimiliki pak Benny Tjokro," terang Christin saat paparan publik, hari ini.
Baca Juga: Sejumlah proyek EBT terkendala, begini upaya pemerintah
Catatan Kontan, saham-saham yang terafiliasi dengan Benny Tjokro memang mengalami penurunan signifikan. Hal ini setelah adanya masalah di kubu MYRX berupa dugaan kegiatan pinjam-meminjam dari investor individu, padahal emiten tersebut bukan bergerak di sektor finansial.
Christin melanjutkan, pihak manajemen TGRA akan tetap melaksanakan kegiatan operasional maupun ekspansi bisnis seperti yang sudah direncanakan.
Upaya ini untuk menunjukkan bahwa bisnis TGRA tetap berjalan dengan baik dan perusahaan punya visi untuk memajukan industri energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Baca Juga: Terregra Asia (TGRA) Mengawal Target Proyek EBT
"Jadi lewat paparan publik ini kami sampaikan kepada pemegang saham bahwa TGRA punya sejumlah rencana dan sedang berjalan," ujar dia.
TGRA memang sedang dalam tahap pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) yang tersebar di Aceh dan Sumatera Utara. Perusahaan juga memiliki sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Australia.
Lantas, Christin pun berharap suspensi terhadap saham TGRA akan segera dicabut oleh BEI dan saham emiten ini bisa rebound kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News