kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot produksi, EOR dan reaktivasi sumur tua jadi strategi Pertamina EP


Minggu, 19 Januari 2020 / 18:33 WIB
Genjot produksi, EOR dan reaktivasi sumur tua jadi strategi Pertamina EP
ILUSTRASI. Lifting Pertamina EP naik di 2019


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Metode Enchanced Oil Recovery (EOR) dan reaktivasi sumur tua menjadi strategi Pertamina EP dalam meningkatkan produksi. Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf bilang pelaksanaan EOR masih berlangsung di beberapa lapangan milik Pertamina EP.

"Masih berlangsung. Di Tanjung sudah implementasi chemical EOR polymer. Di Rantau mulai implementasi polymer juga tahun ini," jelas Nanang pada Kontan.co.id, Minggu (19/1).

Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) berharap Perpres EBT disertai kemudahan pembiayaan

Selain kedua lapangan tersebut, Pertamina EP juga tengah menyiapkan penerapan waterflood pada tiga lapangan lain yakni Jirak, Ramba dan Belimbing. Penerapan EOR pada Lapangan Tanjung diharapkan rampung pada tahun ini.

Selain itu, field trial pada Lapangan Jirak, Ramba dan Belimbing diharapkan rampung pada tahun 2021 mendatang. Sementara itu, Nanang mengungkapkan studi masih dilakukan pada puluhan lapangan lainnya.

Kontan.co.id mencatat, dengan minyak tersisa sebesar 8.2 BSTB di lapangan milik Pertamina EP, implementasi pattern waterflood dan EOR akan mengoptimalkan produksi minyak dan penambahan cadangan.

Adapun, penerapan EOR diharapkan mampu memberikan peningkatan produksi sebesar 5% hingga 10%. "Tambahan produksi (dipastikan) setelah tahapan full scale selesai," terang Nanang.

Baca Juga: Raih Proper Hijau, PLTU Indramayu merupakan proyek perdana di Program FTP 1

Nanang memastikan, sejauh ini seluruh proses penerapan metode EOR dan waterflood masih berlangsung dengan lancar. Di sisi lain, Pertamina EP menargetkan pengeboran 108 sumur pengembangan pada tahun ini.

Nanang melanjutkan, upaya lain yang dilakukan pihaknya yakni lewat reaktivasi sumur tua. "Sudah kami upayakan, tapi untuk Pertamina EP tidak ekonomis," kata Nanang.

Untuk itu, Pertamina EP menjalin kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti yang telah dilakukan di Cepu, Blora, Sekayu dan Pali. Upaya reaktivasi sendiri telah dilakukan pada sekitar 200 an sumur dengan potensi rata-rata 10 barel oil per day (bopd) untuk tiap sumurnya.

Nanang menjelaskan, sumur-sumur yang direaktivasi merupakan sumur yang sudah lama ditinggalkan, khususnya yang tidak produktif lagi serta sumur yang sebelumnya memiliki kendala teknis termasuk kadar air yang tinggi.

"Untuk investasi tergantung kondisi sumur, rentangnya mulai dari ratusan ribu US$ hingga US$ 1 juta atau US$ 2 juta," ujar Nanang.

Baca Juga: Kepala BKPM: 12 paket regulasi kemudahan investasi tinggal finalisasi

Kontan.co.id mencatat, Pemerintah berencana mengkaji opsi reaktivasi dan optimalisasi sumur-sumur tua demi dongkrak produksi minyak dan gas bumi dalam negeri.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto bilang langkah ini dilakukan sebab masih adanya potensi dari sumur-sumur tersebut.

"Kita secara aktif tidak ingin membiarkan sumur-sumur tua ini tidak bergerak," jelas Dwi dalam agenda Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (16/1).

Dwi melanjutkan, sebaran sumur-sumur tua kebanyakan terletak pada wilayah kerja Pertamina EP. Untuk itu, SKK Migas mengaku siap mendorong agar Pertamina EP menjalin kerjasama dengan pihak lain demi reaktivasi sumur.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengungkapkan sejumlah upaya siap dilakukan oleh pemerintah demi meningkatkan lifting dan produksi migas. 

Baca Juga: Adaro masih kembangkan EBT untuk kebutuhan internal

"Kita juga akan legalkan pengelolaan lapangan tua karena produksi bisa 20.000 barel," sebut Djoko awal pekan ini.

Djoko melanjutkan, opsi reaktivasi sumur tua juga akan diambil terlebih melihat potensi sumur tua yang berkisar 1 barel hingga 2 barel. Kendali potensi ini tergolong kecil, Djoko memastikan ada cukup banyak sumur tua yang bisa diaktifkan kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×