Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak mentah terbesar di Indonesia, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengoptimalkan transformasi digital dan penggunaan teknologi untuk memacu produksi minyak.
Anak perusahaan Pertamina yang menyumbang 25% dari total produksi nasional ini mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan di Provinsi Riau. PHR menerapkan teknologi di seluruh aspek operasional untuk meningkatkan produksi minyak, efisiensi biaya operasional perusahaan, hingga mencapai keselamatan kerja.
Vice President Information Technology, Pertamina Hulu Rokan (PHR) Triatmojo Rosewanto mengungkapkan penggunaan teknologi ini turut menjaga dan meningkatkan produksi minyak yang bisa dilihat dari sejarah awal WK Rokan dikelola oleh Chevron. Produksi minyak di WK Rokan sebelum diambil alih oleh PHR pada waktu itu mencapai 159 ribu barel oil per day (bopd).
Baca Juga: Pertamina EP Prabumulih Field Tembus Produksi 10.000 Bopd
"Dari mulai waktu zaman alih kelola terakhir itu kan di 158-159 ribu bopd. Sekarang kan di 161 ribu bopd. Nah kalau pas 159 ribu bopd itu kita enggak ngapain-ngapain [transformasi digital], itu mungkin tahun ini turun jadi 111-112 ribu bopd," kata Triatmojo di Jakarta, Senin (11/11).
Berdasarkan materi pemaparan, tercatat produksi minyak PHR WK Rokan selama tiga tahun terakhir yaitu pada 2021 sebesar 159.600 bopd, 2022 sebesar 159.260 bopd, dan 2023 sebesar 161.620 bopd.
Triatmojo menuturkan, inovasi digital dan penggunaan teknologi di PHR mampu meningkatkan produksi minyak, efisiensi biaya operasional perusahaan, hingga membantu untuk menjaga keselamatan kerja karyawan.
Lebih lanjut, transformasi digital ini menjadi tonggak penting bagi PHR dalam menjaga stabilitas produksi, terutama karena WK Rokan mencakup lebih dari 6.400 km² dengan lebih dari 11.300 sumur aktif. Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR telah melakukan lebih dari 1.300 pemboran sumur baru.
Triatmojo menerangkan, dengan teknologi seperti Well Monitoring Systems yang menggunakan Rod Pump Simulator dan Rod Pump Controller (RPC), PHR mampu mengumpulkan data real-time untuk pemantauan produksi.
Selain itu, Mixed Reality (MR) melalui perangkat HoloLens memungkinkan inspeksi dan asistensi teknis secara virtual, sehingga mengurangi kebutuhan mobilisasi tim ke lapangan dan menekan risiko keselamatan.
Dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja, PHR juga mengadopsi teknologi Computer Vision yang mampu mendeteksi kepatuhan karyawan terhadap penggunaan kelengkapan keamanan, seperti helm, sepatu keselamatan, dan perlengkapan lainnya.
Baca Juga: PHR Temukan Potensi Hidrokarbon di Sumur MNK Gulamo Blok Rokan
PHR juga mengintegrasikan Geographic Information System (GIS) untuk mempermudah manajemen aset dan kendaraan di lapangan melalui aplikasi seperti SONAR dan iJourney Management System (iJMS).
Dalam hal otomasi, Robotic Process Automation (RPA) menjadi solusi yang sangat efektif dalam mendukung efisiensi di PHR. Teknologi RPA ini telah mengotomatisasi lebih dari 60 proses dalam 44 proyek, yang menghasilkan penghematan sekitar 49.000 jam kerja atau setara dengan 23,78 Full-time Equivalent (FTE).
PHR juga mengimplementasikan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai aplikasi, salah satunya adalah e-state & AI News Crawler yang memfasilitasi pemantauan isu secara cepat dan responsif. Selain itu, teknologi AI ini digunakan dalam pemantauan kinerja pompa, di mana kemampuan prediksi yang ditingkatkan mampu mengidentifikasi pompa yang melemah hingga 20 hari lebih cepat.
Selanjutnya: Efek Perang Dagang, Stellantis Mitra Leap Motor Batal Produksi EV di Polandia
Menarik Dibaca: Ramalan Cuaca Besok (12/11) di Banten Hujan sejak Siang hingga Malam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News