kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gotong royong perusahaan pelat merah dan swasta kuatkan hilir vaksin merah putih


Minggu, 14 Februari 2021 / 22:50 WIB
Gotong royong perusahaan pelat merah dan swasta kuatkan hilir vaksin merah putih
ILUSTRASI. Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Tidak hanya melakukan pengadaan vaksin Covid-19 saja, Kalbe Farma juga berkontribusi terhadap fasilitas distribusi rantai dingin vaksin Covid-19. Vidjongitus menegaskan, semua aktivitas yang berhubungan dengan vaksin Covid-19 dikooridnasikan oleh Kadin sehingga KLBF siap berpartisipasi sesuai dengan kebutuhan. 

Asal tahu saja, saat ini vaksin merah putih sedang dikembangkan di sejumlah platform yakni adenovrius, DNA, mRNA, dan VLP (Virus-Like-Practicles). Melansir data Kemenristek-BRIN per November 2020, sejumlah institusi sudah bermitra dengan industri, rinciannya sebagai berikut. 

LIPI mengembangkan platform teknologi Fusi Rekombinan Protein  menggandeng PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). Kemudian UNAIR mengembangkan platform Adenovirus dan Adeno-Associated Virus Based menggandeng PT Biotis Phrmaceuticals. Kemudian, ITB mengembangkan vector adenovirus dan proten rekombinan menggandeng Biotis. 

Sisanya UGM mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan dan UI yang mengembangkan platform DNA, mRNA, dan VLP (Virus-Like-Particles) belum mendapatkan mitra industri. 

Sebelumnya,  Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam acara virtual mengatakan ke depannya Indonesia tidak boleh terlalu bergantung pada impor vaksin utuh termasuk bahan baku (bulk). 

"Saya sudah berkomunikasi dengan Kementerian BUMN supaya Bio Farma memimpin suatu konsorsium dengan mengajak perusahaan seperti Biotis, Tempo Scan, Daewoong, Kalbe Farma untuk sama-sama memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia tidak hanya untuk Covid-19 tapi juga untuk vaksin penyakit lainya," jelasnya dalam acara virtual, Jumat (22/1). 

Bambang mengatakan di masa depan Indonesia berpeluang besar dapat mengekspor vaksin. "Menurut saya sangat mungkin, sebab perusahaan seperti Biotis punya kapasitas produksi sampai 700 juta-1 miliar dosis pertahun," kata Bambang. 

Selanjutnya: Lampu hijau vaksinasi Covid-19 untuk kelompok komorbid dan penyintas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×