kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

GSG gandeng perusahaan semen bangun smelter


Minggu, 10 Mei 2015 / 22:18 WIB
GSG gandeng perusahaan semen bangun smelter
ILUSTRASI. Salah satu cara mitigasi risiko Bank Mandiri adalah dengan semakin selektif dalam menyalurkan kredit.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Growht Steel Group (GSG) berencana mengembangkan sayapnya di sektor hilir nikel. Saat ini, produsen baja yang bermarkas di Medan, Sumatera Utara ini dalam proses penjajakan dengan bersama PT Semen Indonesia Rembang sedang untuk bekerja sama proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nickel pig iron (NPI) Rembang, Jawa Tengah.

Dalam proyek ini, Growth Steel lewat anak perusahaannya PT Indoferro akan membentuk perusahaan patungan dengan Semen Indonesia Rembang untuk menggelar proyek pembangunan pabrik logam nikel paduan ini.

Jonatan Handjojo, Direktur Indoferro menjelaskan, proyek smelter NPI di Rembang merupakan peralihan dari rencana pembangunan pabrik semen. "Kami akan membantu Semen Indonesia Rembang, dan tentu kami akan memiliki share dalam pengelolaan smelter tersebut," kata dia ketika dihubungi KONTAN, Minggu (10/5).

Rencana semula, Semen Indonesia Rembang akan membangun pabrik semen di sana. Namun, niatan tersebut dibatalkan lantaran banyaknya protes dari masyarakat sekitar kawasan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan tersebut mengajak Indoferro untuk mengubah rencana awal menjadi proyek pembangunan smelter NPI di Rembang. "Pemilik perusahaan semen merupakan teman-teman Pak Fadjar Suhendra (pendiri Growth Steel Group), mereka sudah terlanjur investasi untuk pelabuhan di Rembang tapi terkendala protes penduduk sekitar," kata dia.

Menurut Jonatan, pembicaraan kerja sama dengan pihaknya belum final termasuk skema kerja sama maupun kapasitas smelternya. Sekarang ini, pihaknya juga masih memproses izin termasuk analisis dampak lingkungan (Amdal). "Pembiayaan investasi akan ditanggung seluruhnya oleh Semen Indonesia Rembang," kata dia.

Dia menambahkan, kerja sama dengan PT Semen Indonesia Rembang akan berjalan pararel dengan proyek yang sedang digarap perusahaan, yakni pengembangan smelter NPI di Cilegon Banten dengan kapasitas 120.000 ton NPI per tahun dan investasi senilai US$ 160 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×