Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Medco Energi juga mengkaji pengeluaran, melakukan penangguhan dan penghematan di berbagai bidang. Merujuk pada investor update yang diterbitkan pada 17 Maret 2020, MEDC mengurangi target produksi dari 110 mboepd menjadi 100-105 mboepd.
Sementara itu, capex tahun ini juga dipangkas dari US$ 340 juta menjadi US$ 240 juta. "Situasi harga minyak saat ini sangat menantang dan kami tidak dapat prediksi sampai kapan kondisi ini akan berlangsung," kata Myrta.
Baca Juga: CPO Malaysia: Stok Meningkat, Uni Eropa Kembali Menggeser China
Dalam catatan Kontan.co.id, sejumlah emiten jasa penunjang migas juga berniat melakukan revisi rencana kerja. Salah satunya PT Elnusa Tbk (ELSA).
Head of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan mengungkapkan, kondisi saat ini akan membuat aktivitas eksplorasi migas akan tertahan. Ujungnya, bakal berdampak pada penurunan aktivitas jasa penunjang migas.
Menurut Wahyu, ELSA sedag mengkaji perubahan sejumlah target di tahun ini, baik dari sisi operasional, kinerja keuangan maupun anggaran belanja modal capex. "Secara umum masih berjalan normal hingga saat ini dengan tetap memperhatikan pencegahan Covid-19. Beberapa perlu penyesuaian tambahan. Untuk perubahan target sedang dalam kajian," ungkap dia.
Baca Juga: Corona meluas, META dan CMNP catatkan penurunan lalu lintas tol hingga 50%
Tak hanya ELSA, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga mulai mengkaji kembali proyeksi keuangan akibat keberlanjutan pandemi corona dan fluktuasi harga minyak global. Investor Relations ENRG Herwin Hidayat mengatakan kondisi saat ini memang berpotensi memberi dampak pada kinerja keuangan.
Herwin tak menampik, fluktuasi harga minyak pada tahun ini lebih berdampak signifikan ketimbang yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. "Dan dengan risiko Covid-19 ini ENRG sedang mengkaji ulang proyeksi keuangan ke depannya," ujar Herwin.