Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Prediksi harga minyak dunia yang bakal stabil hingga akhir tahun ini membuat harga bahan baku plastik seperti polypropylene dan polyethilene bisa ikut-ikutan stabil. Maklum, selama semester satu tahun ini, harga bahan baku ini kerap naik turun.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin & Plastik (Inaplas), Suhat Miyarso mengatakan harga polypropylene saat ini ada di kisaran US$ 1.500 per metrik ton. "Kami prediksi hingga akhir tahun tidak akan banyak bergerak di angka tersebut," kata Suhat.
Selama semester satu lalu, kalangan industri mencatat harga polypropylene bergejolak naik turun di kisaran US$ 1.300 per meterik ton hingga mencapai US$ 2.000 per meterik ton. Sebagai dampak dari harga minyak yang tidak stabil di kisaran harga US$ 80 per barel - US$ 100 per barel.
Kondisi yang sama juga terjadi pada polyethilene di semester satu. Namun, untuk saat ini harga polyethilene cukup stabil dikisaran harga US$ 1.450 per meterik ton. Diprediksi, harga minyak dunia di semester dua ini berada direntan yang cukup stabil yakni US$ 85 per barel - US$ 90 per barel.
Hasilnya bisa ditebak. Penjualan polypropylene di semester satu hanya menyentuh 490.000 ton. Atau turun 11% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 550.000 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 280.000 ton berasal dari impor dan sisanya lokal. "Volume penjualan maupun penurunan permintaan polyethylene pun tidak jauh berbeda dengan polypropylene," katanya.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan importasi bahan baku plastik yang lebih besar ini lantaran industri petrokimia sejauh ini memang tergantung impor bahan baku tersebut. Lantaran pertumbuhan di sektor hulu industri ini tidak bisa mengimbangi pertumbuhan di hilir.
Saban tahun, industri petrokimia dalam negeri mengimpor produk tersebut senilai US$ 5,5 mililar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News