Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Selain hilirasi, PTBA juga menjalankan proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dan PLTU Feni Halmahera Timur.
PLTU Sumsel 8 memiliki kapasitas sebesar 2x620 megawatt (MW) dan dikelola oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP). Perusahaan ini merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Baca Juga: Ini saham-saham yang bisa ditransaksikan secara marjin dan shortsell bulan Februari
Proyek PLTU Sumsel 8 sedang dalam tahap konstruksi yang dimulai sejak Juni 2018 lalu. Konstruksi fisik PLTU tersebut diperkirakan memakan waktu selama 42 bulan untukĀ Unit I dan 45 bulan untuk Unit II.
"Commercial Operation Date (COD) ditargetkan pada tahun 2021 untuk Unit I dan 2022 untuk Unit II dengan total kebutuhan batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun," terang Arviyan.
Baca Juga: Dorong hilirisasi batubara, Kementerian ESDM akan berikan sejumlah insentif
Sementara itu, PLTU Feni Halmahera Timur memiliki kapasitas 2x45 MW. Proyek ini dibangun melalui kerja sama antara PTBA dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai bentuk sinergi holding BUMN industri pertambangan.
Saat ini, studi kelayakan untuk proyek tersebut sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture. PLTU tersebut diperkirakan akan membutuhkan pasokan batubara sebesar 330.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News