Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Oleh sebab itu, ABMM menyiasati berkurangnya penjualan ekspor kedua negara tersebut dengan mengalihkannya ke negara lain. Adrian mengungkapkan, sepanjang kuartal I ABMM meningkatkan pasokan ekspor ke pasar lain, terutama Thailand dan Vietnam.
"Kami mendapatkan pasar lain, Vietnam dan Thailand sebelumnya kecil, sekarang volumenya membesar. Program (diversifkasi pasar) tetap kami jalankan," terang Adrian.
Adapun secara operasional, sepanjang Kuartal I produksi batubara ABMM mencapai 3,4 juta ton atau 22,7% dari target tahun ini yang dipatok 15 juta ton. Sedangkan untuk realisasi volume pemindahan tanah mencapai 30 juta bank cubic meter (bcm) di Kuartal I atau 20% dari target 150 juta bcm di tahun ini.
Baca Juga: Asosiasi Batubara (APBI) waspadai penurunan permintaan di negara tujuan utama ekspor
Melihat kondisi saat ini, Adrian mengatakan, produksi batubara di Kuartal II akan dijaga di level yang sama sekitar 3,4 juta ton. Ia bilang, hingga saat ini ABMM belum berencana mengubah target operasional. "Tidak ada target yang diubah. Kecuali kami melakukan efisiensi yang sangat ketat untuk menjaga likuiditas," sebut Adrian.
Sedangkan dari sisi belanja modal atau capital expenditure (capex), Adrian memprediksi realisasi yang terserap hanya sekitar 45% dari target. Sebab mempertimbangkan kondisi sekarang, ABMM akan melaksanakan sejumlah penundaan realisasi capex. "Belanja modal banyak yang kami tunda karena Covid-19 ini. Jadi jumlahnya paling banyak 45% dari target," ujar Adrian.
Adapun, target awal capex ABMM tahun ini sebesar US$ 90 juta. Anggaran yang bersumber dari kas internal tersebut rencananya akan digunakan untuk pemeriharaan peralatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News